RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan umum (Perum) Jasa Tirta II.
“Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini harapannya bisa memenuhi kekurangan pasokan air Kota Bandung,” ujar Wali Kota Bandung Oded M. Danial kepada wartawan, Selasa (1/12).
Oded mengakui kelemahan Kota Bandung sekarang salah satunya adalah pasokan air dan untuk menambah pasokan air untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Bandung dijalin lah kerjasama dengan Perum Jasa Tirta II.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sony Salimi mengatakan kebutuhan air di kota Bandung sebanyak 3.500 liter per detik.
“kebutuhan air domestik Kota Bandung sekitar 3.500 liter per detik jumlah itu belum termasuk kebutuhan industri, baik itu pariwisata perhotelan dan lainnya. Sehingga diperkirakan kebutuhan sebesar 6.000 liter per detik,” papar Sony.
Karenanya Kota Bandung masih membutuhkan sekitar 3 ribu liter per detik, Sony berharap kebutuhan ini bisa terpenuhi melalui kerjasama dengan Perum Jasa Tirta II.
Sony mengakui, jika MoU ini bisa berlanjut dan PDAM mendapatkan pasokan dari Perum Jasa Tirta, maka tarif air kepada pelanggan pasti akan mengalami penyesuaian. “Namun, pasokan air ke pelanggan akan lebih lancar,” tambah Sony.
Pada tempat yang sama Dirut Perum Jasa Tirta II, Imam Santoso mengatakan, untuk studi pembangunan perkiraan membutuhkan waktu 6 bulan.
“Kami akan memulai studi pembangunan infrastruktur pada awal 2021. Diperkirakan membutuhkan waktu selama 6 bulan,” terangnya.
Baca Juga: BCA Permudah Nasabah Membayar Tagihan PDAM
Setelah itu melakukan lelang pembangunan infrastruktur. kemungkinan akan membutuhkan waktu sekitar 1 tahun.
“Jika semua sesuai dengan rencana maka tahun 2023 kami sudah bisa membantu PDAM untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pelanggan,” paparnya.
Baca Juga: Pasokan Air PDAM Tirtawening Bandung Terganggu 3-4 Hari, Berikut Wilayah yang Terdampak
Mengenai jumlah investasi dan berapa banyak pasokan air untuk kebutuhan PDAM, Imam belum tahu persis.
“Jumlah investasi dan jumlah air yang bisa dihasilkan untuk membantu PDAM bisa diketahui, setelah feasibility studies,” tuturnya seraya menambahkan, pasokan air akan diambil dari Curug Jompong, Nanjung, Margaasih, Kab. Bandung.
(mur)