RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat mengoptimalkan pelaksanaan program One Pesantren One Product (OPOP) melalui ajang Temu Bisnis dan Pameran Virtual.
Acara ini pun akan dirangkaikan dengan kompetisi untuk menentukan tiga ponpes juara tingkat provinsi atau audisi tahap III yang akan berlangsung mulai 5, 7 dan 8 Desember 2020 mendatang.
Kepala Dinas KUK Provinsi Jabar, Kusmana Hartadji mengatakan, Temu Bisnis dan Pameran OPOP akan berlangsung secara virtual melalui situs https://opop.jabarprov.go.id. Adapun peserta pameran adalah 500 ponpes yang telah lolos audisi tahap I.
Ia menjelaskan, dalam acara tersebut bakal mempertemukan offtaker, investor, dan mitra pengusaha sukses untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan 500 ponpes peserta pameran.
“500 ponpes peserta pameran memiliki beragam produk, mulai makanan, minuman, aksesoris, fashion, craft, produk pertanian dan perkebunan, peternakan, serta berbagai produk unggulan ponpes lainnya,” katanya.
Audisi tahap III untuk menentukan ponpes juara provinsi, lanjut dia, akan diikuti 30 ponpes juara I dan juara II kategori scaleup audisi tahap II. Proses penjurian Juara OPOP tingkat provinsi akan berlangsung mulai 5 hingga 8 Desember 2020 bertepatan dengan kegiatan Temu Bisnis dan Pameran Virtual OPOP.
Dari 30 ponpes itu kemudian akan dilakukan penilaian untuk diambil 10 finalis. Selanjutnya, 10 finalis ini akan mengikuti penjurian pada 7 Desember 2020 bertempat di Hotel Papandayan.
“Harapannya, pada 8 Desember 2020 akan diperoleh tiga juara tingkat provinsi Program OPOP 2020 untuk mendapatkan bantuan modal atau hadiah masing-masing sebesar Rp400 juta,” paparnya.
Juri dalam seleksi audisi ini adalah juri yang kompeten dari kalangan akademisi, di antaranya dari SBM ITB, Unpad, Ikopin, UIN dan universitas lainnya, kalangan pengusaha sukses, dan kalangan ponpes yang bukan hanya maju dalam bidang pendidikan, namun juga sukses dalam berbisnis, seperti Ponpes Al-Ittifaq Ciwidey, Daarut Tauhid Bandung, Nurul Iman Bogor, Khusnul Khotimah kuningan dan Al-Idrisiyah Tasikmalaya.
“Kalangan praktisi pengusaha sukses di Jawa Barat serta kalangan media juga menjadi juri dalam audisi ini,” imbuhnya.
Menurutnya, ponpes di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Dari 9.000 pesantren di Jabar, sebagian besar di antara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Kusmana menambahkan, program OPOP tahun 2020 mengalami penurunan dari target tahun 2020 yang awalnya 1.000 pesantren menjadi 500 pesantren akibat pandemi COVID-19. Selain itu, program kegiatan yang sebelumnya banyak dilakukan secara tatap muka langsung menjadi dilakukan secara virtual.
Untuk diketahui, program OPOP 2020 diikuti 1.058 ponpes yang mendaftar secara online dan 644 ponpes di antaranya dinyatakan lolos seleksi administrasi. Sejak 22 Juli 2020, ke-644 ponpes itu mulai mengikuti audisi tahap I yang dilakukan di 5 wilayah dimana 500 ponpes di antaranya dinyatakan lolos dan berhak mendapatkan hadiah atau bantuan usaha serta mengikuti pendampingan, pelatihan, pemagangan serta audisi tahap II. Kemudian, dari 500 ponpes peserta audisi tahap II, sebanyak 356 ponpes dinyatakan lolos.
Adapun hadiah audisi tahap pertama atau juara tingkat kecamatan, sebanyak 500 ponpes dengan hadiah startup sebanyak 250 peserta masing-masing Rp25 juta dan scaleup sebanyak 250 peserta masing-masing Rp35 juta. Sedangkan audisi tahap kedua
Sedangkan audisi tahap kedua atau juara tingkat kabupaten/kota, sebanyak 60 ponpes menjadi pemenang dengan hadiah juara 1 sebanyak 15 pponpes masing-masing Rp200 juta, juara 2 sebanyak 15 ponpes masing-masing Rp150 juta, juara 3 sebanyak 15 ponpes masing-masing Rp100 juta, dan juara 4 sebanyak 15 ponpes masing-masing Rp75 juta.