RADARBANDUUNG.id, BANDUNG – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kabarnya menolak vaksinasi Covid-19 yang akan segera Indonesia lakukan.
Namun, pihak IDI menyampaikan bahwa hal tersebut hanya salah paham. IDI pun meluruskan kabar tersebut.
-
IDI Jabar dukung vaksinasi
Ketua IDI Jabar, Eka Mulyana menegaskan, IDI tetap mendukung vaksinasi. Pihaknya, bukan menolak vaksinasi, tapi merekomendasikan agar vaksinasi setelah hasil uji vaksin fase ketiga selesai.
“Betul (salah tafsir). Jadi, IDI tetap mendukung pelaksanaan vaksinasi, sesuai prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah,” katanya via Ponsel.
“Untuk vaksinasi, IDI merekomendasikan agar menunggu hasil uji vaksin fase ketiga yang itu yang akan selesai awal tahun depan,” imbuh Eka.
-
Sebelum tahapan uji vaksin selesai tidak rekomendasikan vaksinasi
Eka mengatakan, uji vaksin fase ketiga tersebut harus selesai untuk mendapatkan hasil uji sebelum penyerahan ke BPOM. Sebelum tahapan uji vaksin selesai, IDI tidak merekomendasikan vaksinasi.
“Sebelum fase tiga selesai kita tidak akan merekomendasikan vaksinasi. Harus memastikan, jadi uji vaksin ini sudah melewati tahap-tahap awal dulu, fase ketiga fase akhir, sayang dong kalau tinggal satu dua langkah lagi fasenya tidak selesai,” kata Eka.
Terkait skala prioritas peserta vaksinasi, Eka menyampaikan, suntik vaksin pertama-tama harus bagi kalangan tenaga medis. Pasalnya, tenaga medis ia nilai rentan terpapar karena bersinggungan langsung dengan pasien positif Covid-19.
“Jadi dari pemerintah, Satgas maupun WHO sudah menetapkan bahwa untuk skala prioritas ini pertama adalah tenaga medis dulu karena mereka yang langsung berhadap dengan pasien. Kedua, yang berisiko rentang usia sampai 59 tahun. Setelah itu baru yang lainnya,” kata Eka.
-
Sosialisasi vaksin Covid-19
Eka melanjutkan, sosialisasi vaksinasi harus baik kepada masyarakat, agar jangan sampai ada anggapan informasi terkait vaksinasi atau pandemi hanya isapan jempol atau kabar hoaks.
Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia, Kapan Mulai Disuntikkan?
“Memang tugas kita semua tenaga media, pers, satgas dan tokoh masyarat untuk menyosialisasikan kepada masyarakat karena ini bukan hoaks, angka kematian oleh Covid-19 ini nyata,” katanya.
Selain menunggu hasil vaksin keluar dan suntik vaksin berjalan, Eka mengimbau masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia
-
Masyarakat harus kompak
Masyarakat harus kompak untuk memutus rantai penularan sehingga pandemi tidak terus menyebar.
“Sambil menunggu vaksin fase ketiga tuntas kita harus menjaga upaya untuk memutuskan rantai penularan supaya tidak makin menyebar. Caranya simple, kalau kita ingin beraktivitas dengan aman kuncinya satu disiplin protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak),” bebernya.
Baca Juga: Kata Sri Mulyani, Ini Syarat Penerima Vaksin Covid-19 yang Dibiayai Pemerintah
Terkait santernya kabar penolakan IDI terhadap vaksin, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) Prof. Zubairi Djoerban turut memberikan klarifikasi melalui pernyataannya via media sosial.
“Belakangan ini ada pihak yang anggap saya atau IDI menolak vaksin. Itu anggapan yang tidak benar. Jangan salah tafsir atas ucapan saya yang sepertinya mengambil sepotong-sepotong. Yang jelas, organisasi IDI mendukung vaksinasi. Tentu setelah izin edar darurat (EUA) BPOM keluar,” pungkasnya.
(muh)