RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Barat menyiapkan peralihan sistem zakat secara digital. Mereka mengklaim hal tersebut bisa berdampak pada pertumbuhan dari sisi pengelolaan dana umat hingga 40 persen.
Ketua Baznas Jabar, Anang Jauharuddin menjelaskan hasil evaluasi pengelolaan zakat di 27 kota kabupaten selama setahun terakhir mencapai Rp 900 miliar. Sistem digital bisa membuat pengelolaan zakat mencapai Rp 1,2 triliun.
“Ada amanah dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bahwa Baznas jangan jadi operator, tapi harus jadi inovator. Semua proses didigitalkan. Memudahkan orang berzakat, memudahakan orang menerima zakat,” kata dia usai Rakerda Baznas Jabar di Hotel Preanger, Kota Bandung, Senin (28/12/2020).
“Dengan digitalsilasi, lima tahun ke depan diharapkan ada pertumbuhan 30-40 persen atau sebesar Rp 1,2 triliun secara total 27 Kabupaten Kota yah. Baznaz sendiri kurang lebih bisa mengelola Rp 50 miliar,” ia melanjutkan.
Rencananya, aplikasi bernama Zakat Express untuk penerimaan zakat dan pengelolaan zakat itu dibuat bekerjasama dengan BJB Syariah. Ditargetkan, masyarakat bisa mengunduh atau mengoperasikannya sebelum bulan ramadhan tahun 2021.
Target penerimanya pun, selain delapan asnaf (kategori penerima zakat), Baznas berkolaborasi dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Seperti, sekoper cinta, beasiswa ulama, One Pesantren One Product (OPOP) atau tebus bayi.
“(Muzaki) masih di bawah dua juta orang. Kita berharap adanya digitalisasi bisa bertambah signifikan,” kata dia.
“Penyaluran zakatnya, selain kepada delapan asnaf, ada partner pendistribusiannya. Contoh untuk rumah rubuh, rutilahu, atau tebus bayi, seperti di beberapa RS kan banyak tergadaikan karena belum bisa bayar administrasi, bisa ditebus dengan zakat express,” imbuh dia.
Fokusnya saat ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk bisa menjalankan sistem digital yang akan dibuat. Hasil survei, keinginan perubahan sistem 100 persen disetujui, namun masalahnya hanya 41 persen SDM yang siap.
“Ada gap di 59 persen (SDM) yang belum siap. Jadi, sebelum ramadhan akan ada pelatihan. Keinginan sudah bulat beralih ke digital, kita akan latih orang orangnya,” pungkasnya.