Selanjutnya, aspek terakhir adalah Innovativeness atau keinginan untuk terus melakukan inovasi. Hal ini sangat penting dimiliki oleh guru agar membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran daring. “Permasalahan yang ada di guru-guru kita adalah masih banyak dari mereka yang tidak berani mencoba hal yang baru karena sudah berada pada comfort zone nya. Sebagai contoh, selama PJJ ini mayoritas guru-guru hanya menggunakan model pembelajaran satu arah dimana interkasi hanya dilakukan ketika sedang memberi dan menagih tugas. Akibatnya pembelajaran menjadi tidak interaktif dan monoton. Sehingga sangat wajar jika banyak siswa yang mengalami stres dan kehilangan animo dalam belajar,” sambung Fadhli.
Dalam ujian promosi doktor tersebut, yang bertindak sebagai tim penguji adalah Promotor, Prof. Dr. Munir, M.IT, Ko-promotor, Prof. Dr. Aan Komariah, M.Pd, anggota, Dr. Abu Bakar, M.Pd, dan penguji internal Dr. Dedy Ahmad Kurniady, M.Pd. Adapun yang bertindak sebagai penguji eksternal adalah Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd yang juga sekaligus ketua Ikatan Sarjana Manajemen dan Administrasi Pendidikan Idonesia (ISMAPI). Pada kesempatan itu, Arismunandar mengapresiasi pemilihan topik penelitian yang diambil oleh promovendus. Menurutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi seluruh stakeholder pendidikan khususnya bagi dinas pendidikan untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam mengatasi pembelajaran daring yang membosankan dan monoton. “Bukan tidak mungkin dimasa mendatang, jika terjadi pandemi atau wabah seperti saat ini lagi maka penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi yang kredibel,” pungkas mantan Rektor Universitas Negeri Makassar dua periode ini.
Sebagai penutup ujian disertasi, Ketua Sidang Ujian Promosi Doktor Administrasi Pendidikan UPI Bandung, Prof. Disman mengungkapkan, Rahmat Fadhli berhasil menyelesaikan studi doktornya dengan menyandang predikat cumlaude dengan IPK 3,88 dengan masa studi 2 tahun 5 lima bulan.