News

Warga Dago Tolak Hotel Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Radar Bandung - 01/02/2021, 20:13 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Warga Dago Tolak Hotel Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Ilustrasi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG –  Rencana Pemkot Bandung menjadikan salah satu hotel di kawasan Dago sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 mendapat protes warga.

Alasannya, warga menilai Pemkot Bandung tidak melakukan sosialisasi sebelum memutuskan menggunakan hotel tersebut sebagai tempat isolasi.

“Kami tau kabar ini dari pegawai hotel. Tak ada sosialisasi apa-apa sebelumnya,” aku warga RW 06 kelurahan Dago, Coblong, Lukman kepada wartawan, Senin (1/2).

Keberatan warga lantaran khawatir jika ada hotel sekitaran rumah menjadi tempat isolasi akan membahayakan mereka. “Sekitar sini juga kan banyak anak kecil. Jadi, khawatir ada dampak negatifnya,” tutur Lukman.

Lukman katakan, warga berharap Pemkot Bandung lebih dulu melakukan kajian, apakah aman kawasan mereka menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 atau tidak.

Lukman mengatakan, meski sekarang sudah ada sosialisasi dari Dinas Kesehatan, kelurahan dan kecamatan, namun warga sudah telanjur kecewa karena tidak dilibatkan sejak awal.

“Ya, kita belum memutuskan lagi, jika Pemkot nantinya memberikan sosialisasi kami akan menerima atau tidak,” terangnya.

Pada kawasan tersebut, lanjut Lukman, aparat kewilayahan dan warga sudah memiliki tempat isolasi mandiri yang bisa digunakan jika warga ada yang terjangkit Covid-19. “Setahu saya, bahkan tempat isolasi itu sudah digunakan warga yang terpapar,” tandasnya.

Menanggapi ini, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, wajar adanya penolakan warga seperti ini. Namun bagaimanapun juga harus edukasi dan pemahaman tentang penyebaran virus covid-19 harus dilakukan.

“Misalnya, virus bisa melayang-layang di udara. Itu kan sesuatu pemahaman yang harus diluruskan agar tidak jadi kesalahpahaman di tengah-tengah warga,” terangnya.

Baca Juga:

Ema mengakui, untuk membicarakan tempat isolasi mandiri, Pemkot Bandung memang tidak melakukan komunikasi secara vulgar. Namun, aku Ema, bukan berarti menutup-nutupi, apalagi sampai tidak melakukan komunikasi.

“Kita hanya tidak ingin ada pihak-pihak yang memanfaatkan satu kondisi di mana ada warga yang menolak,” tegas Ema.

Ema mengatakan, jika semua tempat isolasi mandiri warga tolak, tapi sangat membutuhkan saat ada kekhawatiran kasus membludak, maka tentu akan kewalahan.

Untuk itu, meski sekarang masih ada alternatif tempat isolasi mandiri, namun tindakan preventif tetap dilakukan.

“Kita tetap akan melakukan komunikasi dengan warga. Pada sisi lain, kita akan tetap mencari alternatif lain,” pungkasnya.

(mur)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.