RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ribuan tenaga kesehatan menjalani vaksinasi massal di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Rabu (03/02).
Vaksinasi ini merupakan tahap kedua dari program vaksin yang diinisiasi Kementerian Kesehatan dengan target petugas dan SDM kesehatan sebagai peserta pertama.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para nakes lebih dulu mengantre untuk menjalani proses skrining di meja satu. Panitia pelaksana tampak mengatur kursi sedemikian rupa supaya dilakukan penjagaan jarak antar calon penerima vaksin.
Mereka pun tetap diminta mengenakan masker. Adapun salah satu proses skrining ialah pengecekan tensi darah.
Jika lolos tahap skrining, para nakes itu kemudian menuju ke meja dua yakni pendaftaran untuk dilakukan wawancara.
Selanjutnya, mereka diminta menuju meja tiga untuk menyerahkan berkas pemeriksaan kesehatan. Di meja empat dan lima, para nakes divaksin dan menjalani observasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, hari pertama vaksinasi terdapat 1.500 tenaga kesehatan yang mengikuti. Mereka yang datang memang telah diundang oleh pemerintah pusat melalui Peduli Lindungi.
Salah seorang peserta vaksinasi, Neti Rustika Yanti mengaku dirinya mengikuti suntik vaksin karena acap kali mendatangi rumah sakit untuk mengajar para perawat.
Dosen di salah satu universitas swasta Bandung ini sudah disuntik di lengan bagian kiri dan tak merasakan efek samping apapun.
“Karena saya kan suka ke rumah sakit karena memang perlu, saya dosen keperawatan tapi sering ke rumah sakit untuk bimbing mahasiswa,” katanya.
Lebih lanjut, Neti juga mengimbau agar informasi mengenai vaksinasi disampaikan secara masif pada masyarakat dan nakes supaya mereka tidak merasa khawatir. Sebab, sejauh ini, efek samping dari vaksin Sinovac paling rendah dibanding vaksin jenis lain.
“Efek samping Sinovac ini paling rendah sebenarnya,” sambungnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Barat yang telah berinovasi dengan menggelar vaksinasi secara massal. Proses vaksin juga serentak dilakukan di 27 kabupaten dan kota di Jabar.
Diharapkan, di 27 kabupaten dan kota itu bisa tercapai target 10 ribu nakes disuntik vaksin.
Menurut Maxi, ia akan menyampaikan perihal inovasi vaksinasi ini pada Presiden Joko Widodo sebab dinilai baik guna mencapai target 70 persen warga Indonesia divaksinasi dalam rentang waktu satu tahun.
“Pola seperti ini akan kita sampaikan ke Pak Menkes dan Presiden, ini pola yang sangat baik, kenapa ini harus dilakukan, karena kita mau mengejar minimal 70% penduduk harus mendapat kekebalan kelompok,” ujarnya.
“Kalau menggunakan faskes bisa satu tahun bahkan dua tahun, oleh karena itu kami menyampaikan Pak Menteri bahwa Provinsi Jabar merupakan contoh pertama vaksinasi serentak menggerakan seluruh kabupaten dan kota. Semoga ini bisa memberi manfaat kepada provinsi lainnya,” tandasnya.
(fid)