RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Momentum Tahun Baru Imlek memiliki kebahagiaan tersendiri bagi warga Tionghoa di Indonesia.
Perayaan hari raya yang jatuh pada tanggal 12 Februari 2021 dirayakan seluruh masyarakat Tionghoa dengan berbagai cara.
Dari banyaknya ekspresi kebahagiaan dalam perayaan ini, pastinya sudah tidak asing dengan kesenian tradisional yang selalu hadir dalam perayaan tersebut, seperti Barongsai dan pembagian angpao.
Tapi ada satu yang belum banyak orang tahu, yaitu tradisi membakar replika barang atau uang mainan untuk leluhur.
Di Kota Bandung, ada toko yang masih menjual dan memproduksi replika atau peralatan kebutuhan sembahyang Tionghoa.
Namanya PD Yong Sie di Gang Ibu Aisah. Industri rumahan ini berdiri sejak tahun 1940 dengan gaya rumah yang sangat sederhana.
Penanda toko ini hanyalah reklame PD Yong Sie yang terpampang pada bagian atas pagar berwarna abu-abu.
Di balik pagar tersebut ada juga tulisan serupa yang berada pada tembok rumah bagian depan. Sementara pintu toko sangat minimalis kayak rumah biasa.
PD Yong Sie memproduksi alat sembahyang yang dibuat secara mandiri. Terdiri atas berbagai benda, alat ini untuk tradisi pemakaman warga Tionghoa.
Salah seorang perajin, Esih menuturkan, toko ini masih bertahan menjual keperluan alat sembahyang. Apalagi lokasinya berada di kawasan Pecinan Bandung, membuat toko ini laris manis dicari warga sekitar.
Beberapa barang yang dibuat adalah rumah-rumahan, mobil, televisi, kompor gas, gunung emas, koper, hingga orang-orangan yang akan dijadikan pembantu.
“Banyak kita buat. Untuk isi koper saja ini ada pakaian, sepatu, sandal, hingga uang yang nantinya dibakar,” kata Esih, Jum’at (05/02).
29 tahun membuat replika benda, Esih menyebut, produksi PD Yong Sie tidak cuma tersebar di Kota Bandung. Sejumlah wilayah di Jawa Barat seperti Cianjur, Sukabumi, dan Bogor juga jadi langganan apabila momen tersebut datang.
Bahkan beberapa tahun kemarin penjualan bisa mencapai darah Jawa Tengah dan Yogjakarta. “Permintaan masih cukup banyak dan tersebar pada banyak daerah,” aku Esih.
Tapi kini pengiriman ke luar kota sudah tidak lagi dilakukan. Bukan karena tidak ada peminatnya, tapi jumlah karyawan yang terus menurun. Terlebih pandemi Covid-19 sangat berdampak pada penjualan alat sembahyang.
Esih menambahkan, untuk mengirim barang harus dilakukan oleh pekerja sendiri agar produk yang dijual tidak rusak ketika sampai.
Waktu pengiriman sampai pekerja kembali ke toko membutuhkan waktu sampai satu hari. “Karena terlalu lama jadi kami tolak dulu,” imbuhnya.
Ia menyebut, selama pandemi Covid-19 penjualan alat sembahyang sangat menurun.
Untuk produksi koper saja sebelum ada wabah corona penjualan bisa mencapai dua ribu setiap tahunnya.
Hal itu berbanding terbalik dari tahun 2020 yang mana barang keluar tidak sampai seribu buah.
Kondisi ini diperparah di mana banyak pembeli yang awalnya sudah memesan kemudian membatalkan pesanannya karena tidak bisa melaksanakan sembahyang.
“Jadi barang menumpuk juga di gudang sekarang. Memang masih terpakai, tapi kan kagok (tanggung) sudah produksi,” ungkapnya.
Kondisi sulit ini dibenarkan Ko Ayun selaku pemilik toko. Sebagai penerus bisnis kedua orangtuanya, ia menyebut pandemi Covid-19 benar-benar membuat bisnisnya terpuruk.
Ia pun kalang kabut mencari solusi agar toko alat sembahyang ini bisa tetap bertahan.
Ko Ayun akui, ia bertahan dengan pembeli dari vihara dan masyarakat yang masih melakukan tradisi. “Perkembangannya biasa saja. Pesanan masih ada banyak dari perumahan dan vihara. Kami sekarang bergantung dari sana untuk bertahan ini juga,” ujar Ko Ayun.
Lebih lanjut, larangan berkerumun juga sangat mempengaruhi penjualan. Masyarakat Tionghoa yang biasanya melakukan tradisi ini tidak lagi menggelar perayaan untuk meminimalisir kerumunan. Sehingga prosesi pemakaman langsung dilakukan tanpa pembakaran barang tertentu.
“Ya agak menurun karena pesanannya sedikit. Apalagi Covid-19 ini kan tidak bisa dibawa ke rumah atau yayasan kan, sehingga jenazahnya jadi langsung dimakamkan, sehingga keluarga tidak bisa bertemu ini berpengaruh juga,” tandasnya.
(fid)