RADARBANDUNG.id, RIO DE JANIERO – Merayakan gol memang kadang pemain lakukan dengan penuh emosi. Tapi selebrasi gol ala pemain Brasil, Emerson Carioca bisa disebut kebablasan.
Telanjang sampai alat kelam*nnya sengaja ‘dilambai-lambaikan’ ke arah suporter lawan.
Aksi Emerson itu kemudian memicu kerusuhan, baik dalam lapangan maupun tribun penonton.
Emerson memang mencetak gol kemenangan dramatis untuk timnya Sampaio Correa lolos ke final playoff divisi dua Liga Brasil untuk wilayah Rio de Janeiro.
Insiden itu terjadi pada bulan Desember 2020 lalu, winger 25 tahun itu mencetak gol kemenangan pada menit ke-95 dan langsung merayakannya dengan emosional.
Pertama merobek bajunya, lalu menurunkan celana pendeknya sembari berlari ke arah tribun dengan sedikit penonton.
Emerson Carioca lalu melambaikan alat kelam*nnya sambil memperlihatkan bok*ngnya untuk mengejek penonton dan pemain lawan – memicu kerusuhan dan perkelahian di lapangan.
Emerson tidak bertahan di Sampaio Correa lebih lama setelah insiden tersebut. Ia hengkang bulan berikutnya.
Namun, ia tidak lolos dari hukuman dan telah dihukum dengan larangan delapan pertandingan.
Komisi disiplin liga menyatakan bahwa ia terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan disiplin atau etika olahraga serta tindakannya memicu perkelahian, konflik atau kekacauan, selama pertandingan.
Portuguesa, klub baru Emerson Carioca telah menyatakan mereka akan mengajukan banding atas keputusan tersebut, menurut Globo Esporte, dikutip dari Daily Star, Jumat (5/2/2021).
Emerson berkata: “Orang-orang Marica telah memfitnah saya selama tiga pertandingan terakhir yang saya mainkan melawan mereka.
“Mereka menyebut saya jorok, pecandu alkohol, dan monyet gemuk. Saya kesal dengan apa yang terjadi.”
Berbicara setelah kejadian tersebut, Emerson memohon maaf kepada penggemarnya dan mengakui bahwa ia salah.
“Saya ingin meminta maaf kepada fans Sampaio Correa, rekan satu tim saya, dan juga fans Marica, pemain dan semua orang yang mencintai sepakbola,” ujarnya.
“Saya sangat menyesali apa yang terjadi. Saya sangat terprovokasi di kedua pertandingan.”
“Orang-orang di tribun memaki saya dan memberi saya banyak omong kosong, dan kesabaran saya melewati batas. Itu tidak direncanakan,” pungkasnya.
(pojoksatu/rb)