RADARBANDUNG.id, SOREANG – Pandemi Covid-19 telah memukul telak industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung.
Karena itu, harus ada upaya inovatif agar bisa bertahan, salah satunya dengan menjalankan program staycation dan pagelaran virtual.
Kepala Disparbud Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha mendorong pelaku bisnis pariwisata dan hotel menyediakan program staycation atau wisata terbatas. Program itu ia nilai dapat mencegah kerumunan wisatawan.
“Hotel atau destinasi Kabupaten Bandung bisa menyiapkan akomodasi, tetapi tidak ada aktivitas di luar yang menyebabkan kerumunan. Pengelola hotel bisa memberi suasana seolah-olah pengunjung sedang berwisata, meskipun hanya dalam hotel atau tidak kemana-mana,” ujar Yosep via telepon, Minggu (7/2/2021).
Selain itu, perkembangan teknologi virtual juga bisa pelaku industri kreatif manfaatkan.
Kata Yosep, penerapan pertunjukan seni secara virtual sudah berlangsung sejak pertengahan pandemi Covid-19, via aplikasi youtube maupun media sosial lainnya.
Tapi, teknologi virtual itu kurang pas jika untuk diterapkan untuk pariwisata karena bisa mengurangi kenikmatan berwisata.
“Wisata virtual bisa dijalankan, tetapi kenikmatan wisata memang jadi berkurang. Karena prinsip wisata perjalanan seseorang untuk menikmati keindahan alam, kreasi buatan manusia, sehingga bisa membahagiakan hatinya, merefresh jiwanya dan pikirannya,” tutur Yosep.
Ia mengakui, hotel dan pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi. Di Kabupaten Bandung, tingkat okupansi kunjungan wisatawannya sangat rendah.
Yosep mengungkapkan pada 2020, menargetkan 3 juta wisatawan, namun hanya tercapai 30 persennya. Kebijakan PPKM pun membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi terbatas.
Menurut Yosep, harus dilakukan upaya-upaya agar bisa membuat wisatawan merasa nyaman saat berkunjung. Salah satunya dengan menggalakkan kampanye dengan paradigma positif.
Baca Juga:
- Ahli Waris Korban Meninggal akibat Covid-19 di Kab Bandung Bisa Dapat Santunan Rp15 Juta
- Begini Rencana Pengembangan Objek Wisata Curug Tilu
- Puncak Suji, Potensi Terpendam Wisata Alam Cicalengka
“Misalnya ada statement tentang wisatawan yang datang ke Kabupaten Bandung harus membawa surat rapid test antigen, maka perspektif masyarakat jadi macam-macam, ada yang enggan karena takut, enggan karena harus menambah biaya atau cost wisata. Itu akan memberatkan konsumen,” papar Yosep.
“Tapi kalau kalimatnya diubah paradigmanya misalnya silakan berkunjung ke Kabupaten Bandung, siapa saja yang datang maka akan dilayani rapid tes antigen secara gratis. Maka akan membantu masyarakat menjadi tahu kepastian kondisi kesehatannya melalui tes antigen itu, dan masyarakat tidak terbebani biaya lagi,” tambahnya.
Pihaknya akan mendorong Satgas Covid-19 khususnya Dinas Kesehatan untuk menyiapkan rapid test antigen gratis bagi para wisatawan.
“Tapi dengan kebijakan PPKM memang minat masyarakat untuk datang juga menurun dengan sendirinya, karena adanya pembatasan kapasitas, jam operasional belum lagi pembatasan mobilitas di jalan,” tutup Yosep.
(fik)