RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Intelijen Negara (BIN) melaksanakan sosialisasi seputar bahaya Covid-19 sejak Maret tahun lalu.
“Selama hampir satu tahun kami lakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selama ini, antusiasme masyarakat sangat tinggi,” aku Juru Bicara Tim Dekontaminasi BIN, Nandang.
Ia mengatakan, masyarakat banyak mengonfirmasi mengenai berita-berita hoax di sosial media.
Hal-hal yang banyak ditanyakan adalah seputar gejala, cara penanganan dan cara pencegahan covid-19.
“Karena dalam setiap sosialisasi kami menghadirkan dokter ahli, sehingga masyarakat bebas menanyakan apa saja yang masih belum jelas bagi mereka,” jelasnya.
Menurut Nandang, berdasarkan evaluasi kegiatan ini selama satu tahun, perilaku masyarakat banyak yang berubah ke arah yang lebih positif. Kegiatan sosialisasi setiap hari bergiliran di kota-kota besar di Indonesia.
“Kami menyasar tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat peribadatan dan tempat umum lainnya,” tegasnya.
“Harapannya, mereka yang sudah datang bisa mendapatkan sosialisasi dari kami akan menjadi duta. Sehingga bisa menyosialisasikan juga kepada orang-orang sekelilingnya,” ujarnya.
Seperti yang terlihat saat tim melakukan sosialisasi di Gereja Pantekosta di JL Kalipah Apo, Sabtu (20/2).
Peserta sosialisasi yang hadir adalah pendeta se-Kota Bandung dan beberapa umat Kristiani.
Mereka mendapatkan sosialisasi mengenai cara menjalankan peribadatan di gereja oleh dr. Jares, dari tim velox BIN.
Jares menjelaskan agar mereka memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan ventilasi, atau pastikan udara tetap bisa keluar masuk.
“Tetap harus waspada dengan orang-orang yang duduk di dekat kita. Karena kita tidak tahu, mungkin saja ia merupakan pasien tapi tanpa gejala (OTG),” tambahnya.
Mereka juga mendapatkan sosialisasi tentang menjaga diri ketika telah berkontak erat dengan orang yang dinyatakan positif.
Bahwa yang paling penting adalah kejujuran, sehingga penyebaran bisa dicegah.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro Hingga 8 Maret
“Jika sudah berkontak erat dengan yang dinyatakan positif, maka dipastikan harus segera mendatangi atau berkonsultasi dengan tenaga medis,” katanya.
Atau, jika tidak, setidaknya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, jika memang tidak menimbulkan gejala.
Ia juga mengingatkan, bahwa adaptasi kebiasaan baru ini, bukan berarti pandemi sudah berakhir. Melainkan lebih kepada membiasakan penerapan protokol kesehatan. Sebagai sesuatu hal yang baru dan harus diterapkan.
“Sebelumnya, kita mengenal istilah New Normal. Namun istilah ini ternyata membuat warga berpikir bahwa, pandemi sudah usai. Karenanya sekarang diperkirakan istilah adaptasi kebiasaan baru,” paparnya.
(mur)