RADARBANDUNG.id – Tercatat jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2020 berjumlah 9,77 Juta orang, berdasarkan data BPS.
Khusus di Jawa Barat pada Usia Angkatan Kerja tingkat pengangguran per bulan Februari 2020 lalu sebanyak 1,87 Juta orang. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka dipegang mereka yang berlulusan SMK, yaitu 13,55%.
Menjadi Sociopreneur bisa menjadi salah satu alternatif untuk tetap mendapatkan penghasilan.
Sociopreneur sendiri merupakan usaha atau bisnis yang tidak hanya mengambil keuntungan semata, ada unsur sosial di dalamnya.
Usaha yang tidak bertujuan memperkaya diri sendiri ini berkontribusi dalam kesejahteraan banyak orang.
Jenis-jenis usaha sociopreneur sangat beragam, mulai dari lingkungan, kesehatan, bahkan hingga pendidikan. Hal ini tergantung orang yang melakukannya.
Biasanya mereka akan memulai dari hal yang paling disukainya. Namun, Pembatasan Sosial yang diadakan, menjadi salah satu hambatan berkembang Sociopreneur di Indonesia.
Pemuda Peduli bersama Psikologidisini mengeluarkan terobosan program guna membantu aktivasi Sociopreneur. Social Incubation, sebuah program inkubasi yang bertujuan mencetak sociopreneur.
Melalui program ini, peserta akan dilatih dan dibekali ilmu aplikatif yang bertujuan menciptakan bisnis yang tidak hanya berorientasi pada profit, tapi juga memberi dampak positif dan berkontribusi dalam penguraian permasalahan yang muncul di masyarakat.
Program ini sukses menyabet Grand Klaster pada acara “Janji Publik” yang diadakan Semua Murid Semua Guru beberapa waktu lalu.
Najelaa Shihab, selaku pendiri SMSG mengungkapkan kepuasannya akan ide-ide program Pemuda Peduli ajukan.
“Ide dari Pemuda Peduli dan Psikologi Disini merupakan sesuatu hal yang sangat dibutuhkan bagi ekosistem pendidikan. Bukan cuma proposal di atas kertas, karena sebetulnya Pemuda Peduli dan Psikologi Disini sudah mulia melakukan dan menanam benih-benihnya (ide dan visi tentang pendidikan) dari apa yang dikerjakan disini, dan semoga bisa menjadi manfaat bagi orang banyak,” papar wanita yang keras disapa Mba Ela tersebut.

Yayasan Pemuda Peduli dalam sesi foto bersama dalam kegiatan “Pembuatan Konten Kolaborasi SMSG”.
Baca Juga:
Said Alwy selaku CEO Pemuda Peduli menerangkan tujuan dari Program ini menciptakan lapangan kerja berbasis keilmuan aplikatif dan berdampak pada masyarakat.
“Adanya Program ini bertujuan memberikan pelatihan dan pendampingan pembangunan bisnis berbasis permasalahan, menciptakan sistem bisnis yang berorientasi pada dampak terhadap masyarakat dan juga menciptakan bisnis berbasis sinergi dan kolaborasi,” tutur Alwy.
Ia juga menambahkan bahwa, disamping alasan TPT yang tertinggi, lulusan SMK pun perlu dibekali soft skill yang mumpuni.
“Dalam aspek soft skill lulusan SMK seharusnya dibekali ya dengan itu. Contohnya leadership, public speakingnya. Itu bisa menjadi alasan pendukung juga kenapa program ini menyasarnya anak-anak muda yang lulusan SMK terutamanya,” imbuhnya.
Alwy berharap melalui program Social Incubation ini, dapat menciptakan bagi sociopreneur yang mandiri, memiliki soft skill yang mumpuni, partisipatif dalam masalah yang dihadapi di masyarakat.
“Lewat program Social Incubation ini, harapannya soft skill yang sering menjadi kendala majunya sociopreneur dapat terbantukan ya. Apalagi di masa pandemic seperti saat ini,” pungkas Alwy saat ditemui di kantor Yayasan Pemuda Peduli.
(*)