RADARBANDUNG.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meninjau kesiapan PT Bio Farma untuk memastikan dan mengakselerasi pengembangan Vaksin Covid-19 Merah Putih. Hal itu dilakukan agar vaksin bisa segera diproduksi masal dengan kualitas dan mutu yang terjamin.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, Vaksin Merah Putih itu telah menjadi salah satu bagian dari pengembangan vaksin yang bakal dipercepat sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020. ”Kedatangan kami ke sini adalah untuk melihat progres dari pengembangan vaksin pada awal sebelum masuk ke dalam tahap hilirisasi. Nanti BPOM mendampingi bentuk uji klinis dengan manusia,” kata Penny seperti dilansir dari Antara di Bio Farma, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/4).
Menurut Penny, pendampingan itu juga untuk memastikan tahap pengembangan hingga uji klinis akan sesuai dengan standar. Dengan begitu, pengembangan vaksin tersebut akan terhindar dari kegagalan pada saat uji klinis kepada manusia.
”Tentunya karena menyangkut jiwa manusia di dalamnya sehingga kita perlu menjaga aspek pengembangannya berdasar standar internasional dan standar yang berlaku di Indonesia,” tutur Penny.
Selain juga menjaga subjek manusia yang terlibat di dalam uji klinis, lanjut dia, BPOM juga mendampingi proses lain untuk bisa mendorong para pengembang agar menciptakan vaksin yang berkualitas.
”Tidak hanya melindungi para subjek yang akan terlibat dalam uji klinis tapi juga tentunya mendapatkan produk vaksin yang bermutu dan berdaya saing dan memenuhi aspek keamanan mutu dan efektivitas khasiat dari vaksin tersebut,” ucap Penny.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, telah menyiapkan beberapa fasilitas untuk pengembangan Vaksin Merah Putih itu untuk meningkatkan daya produksi. Pihaknya juga baru mengaktifkan satu fasilitas gedung produksi yang baru.
”Tapi kalau tidak mencukupi, saya menyampaikan akan bekerja sama dengan beberapa industri farmasi swasta,” terang Honesti.
Melalui kerja sama dengan industri swasta, dia merasa produksi Vaksin Merah Putih tersebut akan lebih cepat. Namun dia memastikan telah melakukan seleksi terhadap sejumlah industri farmasi yang menjadi calon mitra.
”Jadi intinya harus ada kolaborasi antara BUMN dan pihak swasta sendiri untuk produksi. Jadi ada kemitraan,” papar Honesti.