RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpad menggelar vaksinansi Covid-19 dosis kedua yang menyasar para lansia, di kampus Unpad Dipati Ukur, Minggu (18/4). Secara keseluruhan terdapat 647 lansia, sementara yang mengikuti penyuntikan vaksin dosis kedua sebanyak 617 lansia, 30 orang lainnya tak hadir.
“Mereka yang berhalangan akan diberikan vaksin susulan di Poliklinik Unpad. Bisa langsung menghubungi ke panitia,” kata Ketua IKA Unpad, Irawati Hermawan, saat jumpa pers seusai vaksinansi.
Vaksinansi yang digelar secara lantatur alias drive thru itu melibatkan 80 orang tenaga medis, berasal dari alumni Fakultas Kedokteran Unpad dan Fakultas Psikologi Unpad. Kata Irawati, vaksinansi yang digelar IKA menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam penyaluran vaksin kepada masyarakat, khusus lansia.
“Kami ingin membantu Pemda agar menyegerakan vaksinasi lansia di Jawa Barat,” katanya.
Di akhir April mendatang, kata Ira, IKA Unpad berkolaborasi dengan IKA ITB dan IKA Unpar, akan kembali mengadakan vaksinasi terhadap sekitar 10.000 orang di 11 kabupaten. IKA Unpad mendapat jatah memvaksin 3.000 orang di empat kota, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Sumedang.
“Masing-masing kota 750 orang, Insyallah dilaksanakan di kampus Jatinangor. Jadi, kepada teman-teman alumni, diundang untuk melakukan vaksinasi dan bisa mengajak orang tuanya. Jadi, satu orang anak muda atau non-lansia bisa mengajak dua lansia,” katanya.
Secara umum, Ketua IKA Komisariat Fakultas Kedokteran (FK) Unpad yang juga Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia Partakusumah memaparkan, 20 persen populasi penduduk Indonesia berada di Jabar, didominasi lansia.
Ia menambahkan, mengingat masih banyak lansia di daerah yang menganggap vaksin ini tidak aman, selain menyuntikan vaksin, pihaknya akan aktif mempromosikan ihwal vaksinasi ini.
“Kebanyakan lansia itu takut disuntik, jadi tensinya naik, ada juga yang masih menyangka kalau vaksin tidak halal dan dianggap kalau divaksin saat puasa bakal membatalkan puasanya, makanya kita lakukan sosialiasai supaya mereka paham,” ucapnya.
Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Jabar, Iftida Yasar mengapresiasi vaksinasi yang digelar IKA Unpad. Secara khusus, ia memberi acungan jempol soal pendampingan yang diberikan psikolog dalam proses vaksinasi.
“kami apresiasi adalah adanya psikolog untuk membantu kalau ada yang mungkin panik, atau takut. Timnya lengkap, dari sisi fisik maupun psikis,” katanya.
Ia juga mengungatkan, ekonomi akan mandek jika pandemi tak tertangani. Akhirnya, vaksinansi dinilai jadi jalan keluar, tidak hanya untuk penanganan pagebluk tapi juga pemulihan ekonomi.
“Ekonomi kita nggak akan bisa bergerak kalau kita tidak sehat ya,” pungkasnya.