RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Digitalisasi UMKM menjadi salah satu upaya pemerintah dalam rangka pemulihan perekonomian nasional yang setahun ini terdampak pandemi Covid-19. Dalam hal ini, dilakukan dengan cara peningkatan literasi digital bagi pegiat UMKM.
Hal tersebut disampaikan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dari sekitar 60 juta UMKM yang ada di Indonesia, katanya, baru 13 persen saja yang sudah terdigitalisasi. Ia menegaskan, digitalisasi menjadi penting lantaran bakal menguatkan potensi usaha para pelaku UMKM.
“UMKM harus didorong menjadi go digital, sehingga pasarnya menjadi lebih luas,” jelas Airlangga Hartarto, dalam webinar Transformasi Digital Menuju Indonesia Maju, Jumat (23/4/2021).
Disampaikan, UMKM kontribusi secara signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, ternilai sebesar 61 persen. Tak hanya itu, UMKM mampu memgadakan 97 persen dari lapangan pekerjaan yang tersedia.
“Dengan adanya dorongan yang dilakukan, akan membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional dan memberikan manfaat pada masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan bisnis UMKM,” katanya.
Melalui Gernas BBI (Bangga Buatan Indonesia) pemerintah mendorong pegiat UMKM agar on board ke platform digital. Hingga akhir tahun 2020, tercatat 11,7 juta UMKM yang sudah on boarding.
“Diharapkan pada tahun 2030 mendatang, jumlah UMKM yang go digital akan mencapai 30 juta” ujar Airlangga.
Untuk wilayah Jawa Barat, merujuk data Bank Indonesia, Airlangga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi digital termasuk penggunaanya tercatat meningkat di atas 40 persen selama pandemi.
Menurut data lain dari East Venture’s Digital Competitiveness Index 2021, Jawa Barat dinilai menjadi daerah berdaya saing digital terbaik di Indonesia, di bawah DKI Jakarta.
“Itu perlu terus ditingkatkan untuk memberikan manfaat pada seluruh elemen masyarakat khususnya dalam pemberdayaan UMKM,” pungkasnya.
