RADARBANDUNG.id, Setelah puasa selama satu bulan, tubuh mestinya bisa lebih sehat karena sudah mengendalikan asupan konsumsi. Akan tetapi saat Lebaran, semua itu seolah terhapuskan dengan tradisi balas dendam menyantap semua hidangan bersantan atau makan tak terkontrol. Hati-hati, risiko penyakit mengintai. Salah satunya serangan stroke.
Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Dinda Diafiri, Sp.S dalam webinar dengan tema ‘Stroke saat Lebaran, Risiko dan Penanganannya’. Menurutnya stroke di Indonesia masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor 1 untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini. Penyakit stroke ada dua jenis, yaitu stroke akibat sumbatan plak dan stroke akibat perdarahan.
Baca Juga: Kabar Duka, Anton Medan Meninggal Karena Penyakit Stroke
Dokter Dinda menjelaskan bahwa suasana saat lebaran biasanya diwarnai mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori dan gula berlebihan seperti opor, rendang, es cendol dan es boba. Berkurangnya aktivitas fisik saat lebaran, serta lupa minum obat dapat memicu terjadinya hipertensi dan stroke.
“Saat lebaran, disarankan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan, tetap melakukan aktivitas fisik, serta minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter,” katanya baru-baru ini.
Baca Juga: Bahaya Air Es dan Menu Gorengan Kalau Disantap Saat Buka Puasa
Dia juga menyoroti tentang potensi makan berlebihan saat lebaran. Menurut dr. Dinda, penting untuk mengatur pemilihan makanan saat lebaran yaitu dengan menggunakan prinsip isi piringku. Dalam satu piring makan, melengkapi dengan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Jumlah sayur dan buah dicukupi hingga setengah piring.
Usahakan untuk mengurangi penggunaan santan. Selain itu, hindari jumlah garam yang berlebihan misalnya kerupuk yang tinggi kalori dan natrium, dan hindari karbohidrat tersembunyi.
“Apalagi risikonya makin besar karena biasanya budaya silaturahmi ke banyak rumah diikuti dengan tidak dapat menolak makan yang disediakan,” tutupnya.
(jpc)