RADARBANDUNG.id, CIANJUR – Insentif Covid-19 dari Kementerian Kesehatan RI untuk tenaga kesehatan (nakes) sudah dibagikan. Akan tetapi, insentif yang diterima nakes di Puskesmas Kadupandak diterima tak utuh alias sudah dipotong.
Yang cukup mengejutkan, pemotongan bahkan bisa sampai mencapai Rp10 juta. Menurut informasi yang diperoleh Radar Cianjur, insentif para nakes itu juga tidak diterima langsung.
Melainkan lebih dulu dikumpulkan oleh seorang koordinator yang merupakan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN). Itu sebagaimana diungkap salah satu sumber kepad Radar Cianjur yang menceritakan proses pembagian sampai penerimaan intensif.
“TKS kerja atau tidak dianggarkan (mendapat intensif) Rp2 juta, kecuali TKS yang ikut kerja (dapat insentif) lebih dari Rp2 juta. Untuk dokter dipotong 50 Persen dari Rp20 juta hanya menerima Rp10 juta. Sedangkan bidan-bidan senior dipotong 80 persen dari total anggaran Rp12 juta mendapatkan Rp4 juta. Untuk PNS dipotong Rp2 juta tapi tergantung kedekatanya (dengan koordinator) beda-beda,” ujarnya.
Diakuinya, uang intensif itu memang diterima masing-masing nakes langsung melalui rekening pribadi. Akan tetapi, setiap nakes dipaksa untuk mengumpulkan semua uang dan diinformasikan jumlahnya melalui grup perpesanan untuk kemudian dikoordinir.
Dalihnya, pemotongan dilakukan untuk keperluan dan pembagian kepada karyawan lain yang tidak mendapatkan intensif serupa.
Selain itu, sang sumber mengaku juga mendapat intimidasi dari salah satu oknum agar hal ini tidak sampai mencuat ke permukaan alias harus diam-diam. Para nakes pun diwanti-wanti agar tetap bungkam.
Baca Juga: Antisipasi Arus Balik, Petugas Lakukan Tes Covid-19 Secara Acak
“Dalihnya begitu. Tapi kan itu tidak adil karena yang kerja sama yang enggak kerja dipukul rata. Seharusnya dibedakan. Selain itu, kita juga dibungkam agar tidak bersuara,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Kadupandak, Suryana membantah adanya pemotongan intensif dimaksud. Ia menyampaikan, bahwa permasalahan tersebut adalah salah paham dan sudah diselesaikan melalui musyawarah.
“Sudah beres seminggu yang lalu, uang nakes juga sudah dibagikan ke semua. Mungkin hanya ada kesalahpahaman antara rekan-rekan yang lain,” paparnya.
Baca Juga: Akses Diperketat, Nyebrang Bakauheni-Merak Harus Bebas Covid-19
Mengenai adanya potongan insentif dokter, dirinya membantah informasi tersebut. Menurutnya itu bukan pemotongan, melainkan bentuk keikhlasan dari para nakes.
“Yang dikumpulkan itu untuk karyawan lain yang tidak kebagian. Karena di kita kuotanya 50 orang tapi kita ada 80-an kurang lebih karyawan,” kata dia.
Baca Juga: Antar Jemput Lansia untuk Vaksinasi Covid, Pemkab Bandung Kerahkan 105 Angkot
Mengenai adanya tekanan atau intimidasi yang dilakukan pihak tertentu, Suryana mengaku tak mengetahuinya. Akan tetapi ia berjanji akan melakukan penelusuran dan musyawarah kembali dengan seluruh karyawan.
“Saya baru dengar (ada intimidasi), tapi nanti saya akan musyawarahkan dengan staf lainnya,” tandasnya.
(kim)