RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Kota Bandung siap untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Pemkot Bandung telah melakukan berbagai hal untuk mempersiapkannya.
Salah satunya, vaksin Covid-19 bagi tenaga Pendidik dan Pendidikan sebagai salah satu syarat mutlak.
Menurut Wakil Wali Kota, Yana Mulyana, Pemkot Bandung melalui Disdik juga sudah melakukan simulasi serta Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder pendidikan.
“Jadi pada dasarnya Pemerintah Kota Bandung sudah siap untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Meskipun kita tetap menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Tapi sekolah sudah mempersiapkan infrastruktur prokesnya,” katanya usai meninjau vaksinasi Covid-19 dosis 2 ke SMP Taruna Bakti, Kota Bandung.
Simulasi terkait jam masuk dan pulang siswa, tiap kelas memiliki waktu berbeda, sehingga tidak saling bersinggungan saat masuk dan keluar sekolah.
“Misalkan untuk SMP, kelas 1 masuk jam 7 pulang jam 10, kelas 2 masuk jam 7.30 pulang 10.30, kemudian kelas tiganya dari jam 8 sampai 11, sehingga gak ketemu. Kantin juga tidak boleh buka,” katanya.
Sekolah di Kota Bandung siap menggelar pembelajaran tatap muka
Pembelajaran tatap muka mengutamakan pelajaran yang memang harus tatap muka atau praktek. Pelajaran yang bisa lewat PJJ melakukannya secara PJJ.
Ketua Yayasan Taruna Bakti, Ibramsyah Amir mengatakan, pada pekan lalu sudah melakukan gladi resik untuk mensimulasikan PTM.
“Minggu lalu kami lakukan, dan akan berlanjut sampai persiapannya sangat matang,” ucapnya.
“Kami menilai beberapa aspek yang butuh perbaikan dari sisi teknis kemudian bagaimana layout ruangan. Sehingga bisa mencakup semua murid-murid, baik dalam offline ataupun dalam online,” tambahnya.
Menurut Ibramsyah, hal itu bertujuan karena kapasitas yang boleh untuk pembelajaran tatap muka Kota Bandung adalah 50 persen, sehingga infrastruktur harus siap semaksimal mungkin.
“Tetapi kembali lagi kepada orang tua. Jadi sekolah sudah siap, pemerintah mendukung, kalau tidak ada izin orang tua, itu juga tidak akan terlaksana,” ucapnya.
Baca Juga: Begini Skenario Persiapan Sekolah Tatap Muka di Kota Bandung
Ia menekannya, dalam pembelajaran tatap muka kuncinya kolaborasi antara stakeholder, baik orang tua, sekolah, dan pemerintah. “Kalau PTM ini nanti boleh, ya kami bisa jalan dengan persetujuan orang tua,” lanjutnya.
Ibramsyah mengaku sudah menyebarkan angket sesuai edaran Disdik ke beberapa unit sekolah di bawah Yayasan Taruna Bakti.
Baca Juga: Juli 2021 Sekolah di Kota Bandung Bakal Tatap Muka? Ini Kata Oded
“Karena Taruna Bakti mulai dari pendidikan dasar, ada PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai Akademi Sekretaris, beberapa unit sudah ada penyebaran angket sesuai anjuran Disdik, ada juga yang belum seperti SMA, karena belum dapat arahan dari Provinsi,” katanya.
Ia mengungkapkan, hasilnya sementara memang tingkat keikutsertaan dalam PTM 60-70 persen setuju. “Jadi tergantung level. Ketika pada TK mungkin orangtua belum terlalu membiarkan anaknya bersekolah menyebabkan hanya 40 persen setuju. Kalau SMP itu cukup tinggi. Kita masih tunggu ‘feedback’-nya untuk unit-unit lain,” ucapnya. ***