Disdagin Kota Bandung Beberkan Penyebab Melonjaknya Harga Kedelai
RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung memastikan stok kacang kedelai untuk pengrajin tahu dan tempe di Kota Bandung dalam kondisi aman.
Sehingga pihaknya meminta pengrajin tahu tempe untuk tidak melakukan aksi mogok produksi.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengungkapkan, pihaknya menerima informasi akan ada aksi mogok produksi oleh paguyuban tahu tempe selama 3 hari, 28-30 Mei 2021.
Aksi tersebut lantaran adanya kenaikan harga kacang kedelai.
Kenaikan Harga Kedelai di Kota Bandung
Elly mengakui, kenaikan harga kacang kedelai memang cukup signifikan. Semula, harga di pasaran Rp9.200/kg. Kini sudah merangkak naik menyentuh Rp10.500/kg.
“Iya jadi ada kenaikan harga tapi secara global. Bukan hanya di Indonesia tapi di dunia,” ucap Elly, kemarin.
Menurut Elly, Disdagin sudah turun ke lapangan untuk duduk bersama dengan paguyuban.
“Harapan kami tidak ada mogok. Kita sedang berdiskusi dengan paguyuban. Apa harapan mereka dan solusi dari kita seperti apa,” imbuhnya.
Penyebab kenaikan harga
Elly mengungkapkan, ada beberapa penyebab kenaikan harga kacang kedelai secara global.
Baca Juga: Produsen Tahu dan Tempe di Jabar Diminta Tak Mogok Produksi
Pertama, hampir 95 persen Indonesia sangat bergantung pada pasokan kacang kedelai dari Amerika Serikat. Saat ini di negara tersebut belum memasuki masa panen.
“Kemudian sudah ada permintaan dari Cina, yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin. Ini salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya,” terangnya.
Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Produsen dan Pedagang Tahu Tempe Ancam Mogok Massal
Akibatnya, tambah Elly, ketika ada kenaikan harga secara global maka berdampak pada tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Karena selama ini mereka masih bergantung dari pasokan kacang kedelai impor.
Meski begitu, Elly memastikan, Pemkot Bandung melalui Disdagin berupaya menjaga harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe. Salah satunya dengan cara memutus mata rantai distribusi.
“Jadi diharapkan distributor kacang kedelai yang ada di kota Bandung menjual kacang kedelainya langsung kepada pengrajin. Jadi memutus mata rantai supaya tidak ada biaya lagi yang membuat harga semakin mahal,” ucapnya.
(hms bdg)