News

Batin Felicia

Radar Bandung - 31/05/2021, 12:56 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Batin Felicia
Felicia Tissue

MUMPUNG hari Minggu, kita bicara komunikasi di Disway hari ini –dengan contoh Felicia Tissue.

Saya tidak tahu apakah nama belakangnyi itu nama panggilan atau sungguhan. Saya tidak pernah mengikuti ”kasus Felicia” ini. Saya terpaksa sedikit tahu karena ada kiriman video dari teman. Saya tidak pernah dengan sengaja ingin atau mencari berita tentang Felicia.

Tiga hari lalu begitu banyak yang kirim ke saya video yang sama: Felicia Tissue. Yang lagi bicara di video. Yang kelihatannya sengaja dibuat khusus untuk itu.

Terasa di video itu Felicia membaca teks. Berarti, isi video tersebut sudah dipersiapkan. Mungkin pula sudah dibaca beberapa kali sebelum divideokan.

Pokoknya: isi video tersebut sengaja dibuat seperti itu.

Wajah Felicia terlihat imut. Sedikit memelas. Air matanyi meleleh, tapi terkontrol dengan baik. Cara menyapu air mata itu –dengan jarinyi yang dibengkokkan– juga sangat terkontrol.

Felicia pinter: menaruh boneka di sebelahnyi duduk. Hanya boneka. Tidak ada apa pun lagi di sekitarnyi. Hanya Felicia dan boneka di situ –menggambarkan kesendiriannyi setelah di-ghosting oleh calon suaminyi yang tidak jadi. Konon boneka itu tempatnya curhat sejak ditinggal diam-diam oleh Kaesang –putra Pak Jokowi.

Saya dua kali memutar video itu. Untuk bisa menyelami esensi apa yang diinginkan Felicia.

Pertama, soal bully.

Kedua, soal penyelesaian.

Kalau kesimpulan saya itu salah, maafkan Felicia.

Terasa sekali Felicia tersiksa oleh bully. Terutama karena dikaitkan dengan SARA –bahwa dia Tionghoa. Juga, karena dia beragama bukan Islam. Kelihatannyi dia Buddha –dari caranyi mengucapkan selamat hari raya Waisak. Lalu, soal kewarganegaraan –kelihatannya ada yang meragukan dia masih warga negara Indonesia. Itu karena Felicia sejak kecil sekolah di Singapura.

Ke-Tionghoa-an, ke-Buddha-an, dan ke-Indonesia-an itu yang kelihatannya menggelisahkannyi.

Saya tidak tahu seberapa kejam medsos menghajar Felicia di tiga hal itu. Saya belum pernah membaca satu pun medsos yang mem-bully Felicia –karena saya terbelakang di bidang medsos.

Yang menarik adalah ini: mengapa Felicia membawa-bawa Pak Jokowi. Bukan hanya membawa-bawa, tapi justru menjadikan Pak Jokowi fokus videonyi itu.

Sebenarnya itu sangat berlebihan. Menjadikan Pak Jokowi sebagai sasaran sangat tidak nyambung.

Ini kan soal hubungan dua anak muda. Yang selama lima tahun mereka pacaran. Yang sudah saling memberi tahu keluarga besar. Yang keinginan kawin sudah dibicarakan. Yang di acara-acara keluarga sudah saling dilibatkan.

Seperti sudah pasti Felicia-lah istri Kaesang –sebentar lagi. Ternyata ambyar.

Dari video itu, saya tidak melihat Felicia menuntut yang berlebihan. Misalnya, harus tetap kawin. Atau harus mendapat ganti rugi harta benda.

Felicia terlihat hanya minta ada penyelesaian. Sebelum ada penyelesaian itu, Felicia merasa belum tahu apakah dia itu sudah ditinggalkan atau belum. Ghosting, di mata Felicia, rupanya dianggap bukan bentuk penyelesaian.

Dalam istilah umum sebenarnya lebih sederhana: datang tampak muka, hilang harus tampak belakang. Apalagi, ini menyangkut seorang gadis yang entah apa saja yang sudah dia korbankan.

Terlihat ada perbedaan budaya di dalamnya. Satu, budaya berterus terang. Satu lagi, budaya menghilang. Yang punya budaya terus terang menuntut sesuatu itu harus jelas. Yang punya budaya menghilang rupanya berprinsip: situ yang harus merasa sendiri.

Saya tidak percaya Kaesang menggerakkan buzzer untuk mem-bully habis Felicia. Mungkin para buzzer sendiri yang mencoba mengambil hati Kaesang. Tapi, dampak bully masif itu begitu dalam bagi Felicia.

Baca Juga: Vaksin Bandung

Dia seperti kehilangan segala-galanya. Saya bersyukur dia mengatakan telah mencoba menguatkan diri. Tidak sampai seperti di Amerika Serikat: murid yang tidak tahan atas bully sampai meloncat dari bus sekolah yang lagi melaju di jalan raya.

Maka, kakanda Kaesang benar ketika mengatakan ‘selesaikanlah’. Sang kakak, Gibran, yang kini menjadi wali kota Solo, memang dikejar wartawan. Gibran ditanya soal Kaesang. Jawab Gibran seperti itu. Yang itu ditujukan kepada adiknya, lewat media.

Baca Juga: Jakob Oetama

Saya setuju dengan Gibran. Selesaikanlah. Tidak semua orang punya budaya ”bisa mengerti sendiri”. Kaesang punya gerbong besar. Atau bagian dari gerbong besar. Jangan sampai gerbong besar itu mengangkut asap yang hitam.

Saya tidak tahu dari daerah mana Felicia berasal. Dari bahasa Indonesia yang dia gunakan, pastinya dia bukan orang Jawa. Intonasi kata per katanya ‘sangat Indonesia’. Kelihatannya Felicia dari Sumatera. Atau Riau. Atau Kalimantan. Budayanyi adalah budaya terus terang. Apalagi, lama pula sekolah di Singapura.

Baca Juga: Karni Ilyas

Felicia memang keterlaluan menjadikan Pak Jokowi sasaran utama. Tapi, itu tadi, dia sudah merasa mentok. Mau ke mana lagi. Berbagai usaha sudah dilakukan. Termasuk pun neneknyi yang berumur 84 tahun. Sang nenek sampai ke Istana Bogor. Tapi tidak berhasil. Dalam istilah Felicia, ‘Kami menghadapi tembok yang tebal’.

Felicia juga berlebihan membawa-bawa konstitusi negara. Apalagi juga Pancasila. Tapi, orang seperti Felicia menganggap Pancasila itu harus seperti agama: yang mengaku Pancasilais juga harus menjalankan Pancasila. Bagi Felicia, menjalankan Pancasila itu sederhana: jangan menyakiti orang.

Tanpa penyelesaian, Felicia mungkin akan lama membawa derita batinnyi. Batin seorang wanita.

(Dahlan Iskan)


Terkait Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia
Nasional
Singgung Masa Penjajahan, Presiden Prabowo Subianto Sebut Belanda Keruk USD 31 Triliun, Setara 144 Tahun Anggaran Indonesia

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung masa penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia dalam sambutannya saat membuka Indo Defence 2025 pada Rabu (11/6/2025). Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa selama Belanda menjadi penjajah, mereka telah mengeruk USD 31 triliun. Menurut Presiden Prabowo Subianto angka tersebut setara dengan anggaran Indonesia untuk 144 tahun. Secara terbuka, Presiden […]

bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia
Nasional
bank bjb Perkuat Koneksi dengan Generasi Muda Lewat Dukungan pada Konser Hindia

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Konser Hindia bertajuk “25 on Blank Canvas” yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (7/6), menjadi panggung tak hanya bagi eksplorasi musikal, tetapi juga ajang perkenalan gaya hidup digital yang diusung oleh bank bjb. Sebagai salah satu mitra pendukung acara, bank bjb menghadirkan beragam aktivasi layanan yang inovatif dan dekat dengan kebutuhan generasi […]

Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun
Nasional
Nadiem Makarim Buka Suara Soal Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan Laptop Cromebook Senilai Rp9,9 Triliun

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Nadiem Makarim ketika dia masih menjabat sebagai Menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Proyek semasa Nadiem Makarim ini berlangsung antara 2019-2023 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Alokasi Khusus (DAK) yang ditujukan untuk digitalisasi pendidikan di sekolah bada […]

Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif
Nasional
Penguatan Branding Halal Desa Wisata Alamendah: LPPM Unisba Kembangkan Modul Teknis dan Media Edukatif

RADARBANDUNG.id- Mengusung konsep “The Great Halal Experience”, Desa Wisata Alamendah di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, tengah bertransformasi menjadi destinasi unggulan berbasis nilai-nilai Islam. Branding ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata dalam menjadikan pariwisata sebagai ruang harmonis antara keindahan alam, budaya lokal, dan nilai religius. Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.