Aice Group sebagai produsen es krim Indonesia mengalami peningkatan konsumsi es krim yang meningkat setiap harinya
RADARBANDUNG.id – PERTUMBUHAN industri es krim di Indonesia dalam setengah dasawarsa terakhir sedang moncer-moncernya. Selain pertumbuhan jumlah produsen yang berlipat, titik penjualan es krim ritelnya pun mengalami hal yang sama.
Aice Group sebagai produsen es krim Indonesia juga alami peningkatan konsumsi es krim yang meningkat setiap harinya.
Brand Manager Aice Group Sylvana memperkirakan produk FMCG satu ini akan memasuki fase modernisasi dalam beberapa tahun ke depan.
Sylvana menjelaskan, pelaku industri es krim sedang mengalami pertumbuhan produksi sekaligus penjualan yang cukup tinggi di sekitar 5 tahun terakhir.
Perusahaannya sendiri dalam 3 tahun kebelakang telah membangun dua pabrik baru dengan skala cukup besar.
Tahun 2017, Aice Group membangun pabrik modern dengan konsep factory visit di Mojokerto, Jawa Timur.
Produsen Aice Mochi ini sebelumnya sudah memiliki pabrik pertamanya di Bekasi, Jawa Barat dan terakhir membangun juta sebuah pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Sumatera Utara.
“Aice Group melihat pasar es krim Indonesia masih akan tumbuh cukup besar. Konsentrasi perusahaan saat ini ada pada penguatan kemampuan produksi kami memenuhi permintaan dalam dan luar negeri yang tumbuh. Pipeline investasi kami sudah sesuai dengan pencapaian di pasar dan juga dengan roadmap bisnis kami beberapa tahun ke depan,” tuturnya, Rabu (23/6).
Menurut laporan profil industri dan Marketline, laju pertumbuhan majemuk (CAGR) dan industri ini pada periode 2015 hingga 2019 mengalami pertumbuhan CAGR 10,4 persen.
Selain itu, volume konsumsi pasar juga meningkat dengan CAGR 6,3 persen periode yang sama mencapai 105,3 juta kilogram pada 2019.
Secara makro, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) juga memberikan gambaran positif atas industri makanan dan minuman.
Industri ini dinilai tahan kritis, termasuk terhadap adanya pandemi sejak tahun lalu.
Pada kuartal II tahun lalu, industri makanan dan minuman masih tumbuh 0,22 persen di tengah kontraksi ekonomi minus 5,32 persen.
“Industri makanan dan minuman positif di kuartal III 2020 dengan tumbuh 0,66 persen. Perkiraan kami akhir 2020 ditutup tumbuh satu persen,” tutur Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik GAPMMI Rachmat Hidayat.
Di tengah pandemi Covid-19, apalagi saat ini sejumlah daerah kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Aice Group masih merasakan pertumbuhan positif.
Kata Sylvana, pemberlakuan PSBB pada beberapa wilayah serta penurunan konsumsi makanan dan minuman di luar rumah menjadi faktor penekan pertumbuhan semua industri makanan dan minuman (FMCG).
“Akselerasi atas penjualan di warung kami nilai seirama dengan anjuran pemerintah untuk berada di rumah saja. Konsumen tidak perlu ke pasar atau modern market. Banyak warung yang dekat rumah konsumen bisa menyediakan kebutuhan es krim dengan Prokes yang tetap jalan,” jelas Sylvana.
Sementara itu, besarnya pasar es krim dan peluang pertumbuhan di masa depan menjadi insentif utama bagi Aice Group.
Saat masuk ke Indonesia beberapa tahun lalu, Aice Group sudah memperhitungkan besaran dan pertumbuhan pasar tersebut.