RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Mia Miranti menuturkan, masyarakat bisa mendeteksi sejak awal gejala Covid-19. Sering disebut punya ciri gejala mirip penyakit serupa seperti tipes atau demam berdarah (DBD), satu-satunya ciri gejala Covid-19 adalah kehilangan penciuman atau anosmia.
“Kalau gejala Covid-19 satu-satunya gejala pembeda dari yang lain adalah kehilangan penciuman dan bau. Karena gejala lainnya seperti tipes, itu demam juga. Demam itu bukan mencerminkan kita kena penyakit gitu (Covid-19), tapi itu reaksi tubuh kita untuk mencoba mengeluarkan infeksi,” kata Mia via ponsel.
Meski begitu, Mia tetap menyarankan untuk melakukan tes Covid-19 untuk memastikan apakah seseorang terpapar virus corona Covid-19 atau tidak.
Kata Mia, dari 75 persen pasien yang mengalami gejala Covid-19 dengan anosmia, yang harus dikhawatirkan adalah sisanya yang justru datang tanpa gejala.
“Jalan satu-satunya buat tahu adalah tes PCR. Karena salah satu ciri khas gejala Covid-19 ya kehilangan penciuman, di mana 75% orang kena Covid-19 pasti kehilangan bau dan rasa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mia mengungkapkan penanganan bila seseorang kehilangan penciumannya adalah langsung isolasi mandiri. Isolasi ini berguna untuk mengistirahatkan tubuh terhadap reaksi yang diterima tubuh.
Setelah isolasi selama 5 hari, maka pasien disarankan untuk tes PCR Covid-19. “Prinsipnya kalau sudah anosmia begitu isolasi mandiri, 5 hari kemudian kalau tidak menunjukkan gejala yang lain seperti gak ada demam, ga ada batuk dan pilek, baru tes PCR. Jadi jangan buru-buru ke Puskemas, isoman aja dulu, cek orang yang kontak dengan kita siapa,” jelasnya.
Pakar Mikrobiologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad ini juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker. Penyebaran Covid-19 yang bisa terjadi di mana saja, membuat menggunakan masker sebagai penjagaan paling utama.
“Pakai masker utamanya. Sekarang saya takutkan adalah penyebaran dari Covid-19 ini adalah melewati udara. Sedangkan di udara tidak kelihatan itu virus ke mana-mana penyebarannya. Jangan lepas masker kalau di mana pun. Masker 2 lapis lebih bagus sebagai penjagaan paling utama,” tandasnya. (fid/radarbandung)
Baca Juga:
- Obat Antidepresi Bisa Obati Pasien Covid-19
- Kapan Obat Covid-19 Made in Indonesia Bisa Diedarkan?
- Obat Anti-Malaria Tidak Sembuhkan Pasien Covid-19, Tapi Bikin Keram