RADARBANDUNG.id – YUNI SHARA blak-blakan menceritakan sering menemani anak-anaknya menonton film dewasa. Bukannya memarahi dan melarang anak-anaknya menonton video itu, kakak dari diva pop Krisdayanti itu justru membolehkan.
Bahkan, Yuni Shara dalam sebuah wawancara dengan Venna Melinda yang tayang 19 Juni 2021 mengaku ikut mendampingi anak-anaknya menonton video tersebut.
Yuni mengaku ingin menjadi orang tua dengan pemikiran yang terbuka untuk anak-anaknya.
“Anak-anakku kebetulan anak-anak yang terbuka. Enggak mungkinlah ya anak-anak kita enggak nonton film po*no, mau yang jenis anime atau jenis apa pun segala macam, akan ada,” katanya.
Bebas izinkan anaknya menonton film dewasa
Yuni bahkan secara bebas mengizinkan anaknya untuk menonton film po*no.
“Daripada nanti gimana-gimana, mending kita jadi teman saja ‘gimana nontonnya’ misalnya kayak gitu. Itu yang kayak gini-gini,” katanya menjelaskan.
Meski demikian, sikap Yuni Shara itu menuai kontroversi dari warganet. Mereka tampak memberikan beberapa pendapat dan komentar mengenai sikap tersebut.
Menurut Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja Rumah Dandelion Agstried Piether, tindakan Yuni Shara merupakan sikap yang benar jika orang tua mendapati anak menonton konten po*no yakni tidak memarahi anak.
Namun Agstried memberi catatan bahwa tidak marah ketika memergoki anak menonton film po*no tidak sama dengan mendampingi menonton.
“Iya betul sekali, ketika kita memergoki anak nonton film pono, sepanik apa pun kita sebaiknya kita tidak marah karena akhirnya anak hanya akan melakukan lagi dengan diam-diam. Sebaliknya, tanyakan pada anak apa yang mendorong ia menonton film pono? Penasaran? Ikut-ikutan teman? Nah, lewat hasil diskusi tersebut orang tua dapat memberikan pendidikan ses yang faktual, berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan film pono,” kata Agstried yang merupakan lulusan Universitas Indonesia itu.
Menurutnya, hal yang paling berbahaya dari film po*no jika ditonton anak di bawah umur adalah informasi salah yang diberikan.
Akhirnya anak tumbuh dengan pengetahuan dan ekspektasi bahwa hubungan seksual atau organ seksual yang benar dan baik adalah yang seperti mereka lihat di film po*no.
“Padahal kan tidak seperti itu. Jadi mari biasakan anak mencari pengetahuan dari sumber yang benar dan terpercaya. Jangan lupa sesuaikan juga pendidikan se*s pada anak sesuai dengan usianya,” katanya.
Meski demikian, harus ditegaskan kepada anak-anak bahwa film pono tidak merepresentasikan hubungan ses yang sebenarnya. Konten seksual di dalam film pono bukan fakta seksual, sehingga anak bisa mendapat pendidikan yang salah tentang ses. (jpnn)
Baca Juga:
- Pengakuan Gabriella Larasati Soal Video Syur, Ternyata…
- Video Syur WhatsApp Siswi MTs Tasik Disebar Pacar, Pelaku Diduga Sindikat Pembuat Film P*rno
- Komunitas Gay ‘Hot Space Indonesia’ Berdiri Sejak 2018, 6 Kali Bikin Party