News

Oksigen Langka, RS di Kota Bandung Terapkan Buka Tutup Layanan

Radar Bandung - 06/07/2021, 02:02 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Oksigen Langka, RS di Kota Bandung Terapkan Buka Tutup Layanan
Ilustrasi tenaga kesehatan

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Beberapa rumah sakit (RS) di Kota Bandung mengakui penggunaan oksigen medis meninggi seiring lonjakan kasus Covid-19, tapi pasokannya terbatas.

Imbasnya, beberapa RS di Kota Bandung pun terpaksa membatasi layanan guna mengirit penggunaan oksigen yang juga langka.

Seperti yang manajemen RS Al Islam lakukan. Mereka telah menyampaikan pengumuman bahwa untuk sementara rumah sakit tak dapat menerima pasien dengan keluhan sesak napas.

“Sehubungan dengan tidak tersedianya pasokan oksigen, maka sementara kami tidak dapat menerima pasien dengan keluhan sesak napas dan akan kami evaluasi hingga 7 Juli 2021,” demikian pengumuman melalui media sosial RS Al Islam Bandung, diunggah, Minggu (4/7).

Dirut RS Al Islam Bandung, dr Muhammad Iqbal membenarkan kondisi tersebut. Pasokan oksigen sempat terkendala, namun saat ini suplai sudah mulai masuk.

Namun, pihaknya belum dapat memastikan untuk kembali menerima pasien dengan kondisi sesak nafas. Pasalnya, stok oksigen masih dipersiapkan bagi pasien yang tengah menjalani perawatan. “Kebutuhan semua rumah sakit banyak, jadi itu yang jadi masalah,” katanya, Senin (5/7).

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung pun mengalami kondisi serupa.

Direktur RSKIA Bandung, dr Taat Tagore menyampaikan, akibat keterbatasan oksigen medis, RS kini membatasi pasien rawat inap. “Kondisinya, tidak ada stok. Biasanya kita aman seharian, sekarang tidak ada jaminan,” ungkap Taat.

“Mau tidak mau kebutuhan oksigen harus dikurangi dengan cara mengurangi pasien yang rawat inap lainnya seperti pasien penyakit dalam, bedah, dan anak kurangi. Supaya konsumsi oksigen tidak terlalu tinggi dan pasien Covid-19 bisa bertahan lebih lama,” ia melanjutkan.

Taat mengatakan, semula ketersediaan oksigen per hari di RSKIA mencapai 300 tabung, namun saat ini pasokannya tak lebih dari setengahnya, hanya sekitar 60 tabung.

“Kelihatannya, permintaan sangat meningkat pesat dan produksi oksigen tidak tahan,” katanya.

Plt. Dirut RSHS Bandung, dr Irayanti pun mengakui kelangkaan pasokan oksigen medis. Saat ini, konsumsi oksigen disebut lebih banyak 3 kali lipat.

“Memang betul oksigen langka, memang kenyataannya karena penuhnya RS dan khususnya pasien Covid-19 sangat dibutuhkan oksigen, termasuk peningkatan pasien dan juga penambahan-penambahan tempat tidur, tentu saja akan membuat konsumsi oksigennya semakin meningkat,” ungkapnya.

“Kalau kita lihat konsumsi oksigen saat ini adalah 3 kali lebih banyak dari yang  biasanya,” ia melanjutkan.

Baca Juga: IGD Khusus Covid-19 RSUD Ujungberung Tutup Sementara

Irayanti menyampaikan, untuk ketersediaan oksigen, RSHS Bandung telah memiliki pemasok tetap yaitu Aneka Gas yang hingga saat ini masih memasok ke RSHS meskipun dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

“Kami sudah selalu berkontak, kebetulan pemasok oksigen untuk RSHS mereka masih menjanjikan ketersediaannya tetap untuk RSHS. Hanya memang untuk memasok biasanya sekali 3 hari, sekarang ini 24 jam sudah harus ditambah oksigennya,” katanya.

Baca Juga: IGD RSUD Majalaya Tutup Akibat Kekurangan Tabung Oksigen

Irayanti mengungkapkan, ketersediaan oksigen di RSHS masih terpenuhi, sehingga ia berharap agar pamasok dapat tetap memasok oksigen ke RSHS Bandung.

“Sampai saat sekarang masih terpenuhi, karena mudah-mudahan yang kita tahu RSHS adalah rumah sakit rujukan tertinggi di Jawa Barat jadi kita berharap tetap dipasok,” jelasnya.


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.