RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Berangkat dari kepedulian pada tetangga yang kesulitan menjalani isolasi mandiri (isoman), pemilik bubur ayam Alan Jaya, Gufron Lana, memutuskan untuk berbagi bubur secara gratis.
Ia tak ingat persis berapa banyak bubur yang sudah dibagikan, perkiraannya 3.000-4.000 porsi, sejak akhir tahun 2020 lalu.
Awalnya, setiap porsi bubur gratis yang ia buat bermodalkan uang pribadi. Makin ke sini, para donatur satu persatu turut menyumbang.
“Awalnya, daerah saya ada yang terpapar covid, tapi dengan kondisi rumah atau kontrakan yang berpetak-petak (padat), sulit rasanya untuk menjalankan isoman,” ujarnya kepada Radar Bandung, Jumat (16/7/2021).
“Mereka juga kerjanya serabutan, sementara tidak ada jaminan untuk makan, menunggu bantuan dari pemerintah mungkin tidak mencukupi, jadi saya inisiatif ingin bantu,” ungkapnya.
Gufron yang sudah mulai berjualan bubur sejak tahun 2015 membagikan bubur dari lokasi pengiriman di Jalan Terusan Suryani No, 30, Kelurahan Warung Muncang, Kota Bandung.
Habiskan Rp10 Juta untuk sediakan bubur ayam gratis
Uang yang ia habiskan sudah lebih dari Rp 10 juta, tapi ia mengaku sama sekali tak merasa rugi, baginya rupiah itu kini berganti nilai dengan perasaan bahagia karena bisa membantu sesama.
“Uang tabungan saya. Setelah berembuk dengan istri, kami sepakat pakai uang itu,” ucapnya.
Gufron bercerita, awalnya bubur gratis yang ia buat hanya untuk masyarakat sekitaran rumah. Mulai awal Juli lalu, Gufron ingin semakin memasifkan bubur gratisnya.
Ia pun memperluas radius warga yang bisa menerima bubur gratisnya hingga 2 km dari rumahnya.
“Lalu saya bikin pesan berantai lewat WA, tapi saya bingung informasi yang beredar di masyarakat radiusnya jadi 10 km. Jadinya, Jumat pekan lalu ada ratusan atau bahkan ribuan pesan WA masuk, sempat panik karena kantong terbatas,” paparnya.
“Tapi setelah berembuk sama istri, ya sudah saya pakai saja uang tabungan saya. Setelah itu ada yang berdonasi sedikit-sedikit,” tambahnya.
Setiap harinya, lanjut Gufron, ia membuat bubur gratis itu mulai pukul 01.00 dini hari hingga subuh.
Saat awal, Gufron masih mengerjakan sendiri, lalu istri dan keluarga dekat ikut membantunya. Hingga kini, akhirnya tetangga lain turut menyumbang tenaga.
“Ibu-ibu ikut bantu dari subuh untuk bungkus-bungkus. Lalu mereka bantu mengantar, sekali antar satu orang bisa Membawa 10-15 porsi. Para tetangga banyak yang pengangguran, akibat pandemi juga. Mereka mau bantu dan akhirnya juga, kalau ada uang lebih diberikan kepada mereka, sebetulnya mereka tidak minta bayaran, seikhlasnya,” ungkap Gufron.
“Untuk sementara, saya sudah tidak bikin bubur untuk dijual, fokus membuat bubur gratis. Sudah seminggu ini belum berjualan lagi,” imbuhnya.
Halaman Berikutnya: Bubur ayam gratis untuk Nakes