RADARBANDUNG.id – KOMITE Olimpiade Internasional (IOC) memuji keberanian dan keuletan atlet angkat besi asal Selandia Baru, Laurel Hubbard yang menjadi atlet transgender pertama berkompetisi di olimpiade.
Partisipasi atlet transgender dalam Olimpiade Tokyo 2020 tersebut dianggap menjadi momen yang berkesan untuk pendukung atlet berusia 42 tahun itu.
Sebab, ia tidak pernah berkompetisi secara internasional sampai usia 35 tahun.
Direktur Medis dan Sains OIC Richard Budgett menyampaikan dukungannya dengan mengatakan Hubbard memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk berkompetisi.
“Semua orang setuju bahwa wanita transgender adalah wanita,” kata Budgett, dikutip dari Guardian, Kamis (29/7).
Menurutnya, tidak ada regulasi IOC yang melarang transgender mengikuti kompetisi. Kebijakan itu diserahkan kepada masing-masing federasi internasional.
“Laurel Hubbard adalah seorang wanita, ia berkompetisi di bawah aturan federasinya dan kami harus menghargai keberanian dan kegigihannya dalam berkompetisi dan lolos ke olimpiade,” kata Budgett.
Ia juga mengatakan Hubbard memiliki kelebihan yang menguntungkannya sebagai atlet angkat besi yang berkompetisi dalam olimpiade karena pernah melalui masa pubertas sebagai laki-laki.
Baca Juga: Lifter Tiongkok Diduga Doping, Windy Cantika Berpeluang Raih Perak
“Ada banyak aspek fisiologi dan anatomi, serta sisi mental yang berkontribusi pada performanya di olimpiade,” ujar Budgett.
Menurut laporan Guardian, IOC menyatakan wanita transgender dapat bersaing di kategori wanita pada Olimpiade Tokyo 2020 tanpa operasi penggantian kelamin selama mereka menjaga kadar testosteron total dalam serum di bawah 10 nanomoles per liter.
(mcr9/jpnn)