RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte menanggapi pidato kebangsaan yang disampaikan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto mengenai pilar untuk hadapi tantangan menuju 2045.
Pidato tersebut disampaikan dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya CSIS, Selasa (10/8) secara virtual. Beberapa isu yang disinggung mengenai sumber daya manusia hingga perubahan iklim.
“Pidato kebangsaan yang disampaikan Pak Airlangga Hartarto yang pada hemat saya mengafirmasi pandangan dan pengalaman Partai Golkar sebagai partai karya dan partai yang memberi solusi teknokratis untuk menuju jalan kesejahteraan. Baik melalui jalan politik, jalan ekonomi, maupun jalan solusi sosial yang tadi disampaikan”, ujar Philips.
Philips juga menyebut ada kesamaan mengenai visi CSIS dengan Partai Golkar menuju 2045, yaitu mengembangkan riset dalam pembangunan sumber daya manusia.
“CSIS juga menaruh perhatian besar pada riset-riset mengenai pembangunan manusia. Dan karena pandemi, juga menyadarkan kita bahwa aspek kesehatan masyarakat penting”, jelas Philips.
“Sustainable economy, green economy, circuler ekonomi yang tadi disampaikan oleh Pak Airlangga juga merupakan bagian dari perhatian dan riset CSIS. Penguasaan teknologi, pendidikan yang dilakukan secara double track dan mewujudkan ekonomi inklusif yang menghindari ketimpangan dan juga mengurangi keretakan sosial”, lanjutnya.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, dalam pidato kebangsaan yang ia sampaikan, menyinggung banyak hal seperti visi Indonesia menuju 2045 beserta tantangannya. Ada tiga hal yang menjadi perhatian Partai Golkar menghadapi Indonesia 2045.
“Untuk menghadapi Indonesia tahun 2045 ke depan, kita harus menghadapi berbagai tantangan atau mega trend untuk mewujudkan kesejahteraan, antara lain: perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0; dan kesempatan dan ketimpangan”, ujar Airlangga.
“Setidaknya ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian: Pertama, pembangunan manusia, ketahanan kesehatan, dan penguasaan teknologi. Kedua, pembangunan ekonomi yang berbasis kepada global value chain, peningkatan produktivitas, pengembangan blue economy, green economy dan circular economy yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif. Ketiga, memperkuat ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan Indonesia”, sambung Menteri Koordinator Perekonomian itu.
Airlangga yang kini dipercaya sebagai Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menekankan pentingnya membangun sistem ketahanan kesehatan. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari pandemi Covid 19 untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
“Kita harus membangun sistem dan fasilitas kesehatan publik di sektor hulu yang mengedepankan aspek pencegahan terutama menyangkut gizi, penyehatan lingkungan, perubahan perilaku sehat. Pada aspek penanganan kesehatan, membangun sistem dan fasilitas kesehatan di sektor hilir, termasuk produksi vaksin dalam negeri yang mengurangi ketergantungan negara lain”, katanya.