RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dalam setahun merilis tiga album menjadi dakwaan solois Iksan Skuter pada persidangannya malam itu. Musisi asal Kota Malang, Jawa Timur ini diadili pada gelaran ‘DCDC Pengadilan Musik’ episode ke-47. Iksan dimintai pertanggungjawabannya mengenai musik dan produktivitasnya dalam membuat karya.
Iksan yang datang mengenakan setelan santai lengkap dengan rompi ala tahanan, menjawab pertanyaan dari jaksa dan hakim dengan detail. Iksan diadili oleh dua Jaksa Penuntut, yaitu Budi Dalton dan Pidi Baiq, sedangkan kursi pembela ditempati oleh Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung. Jalannya pengadilan dipimpin oleh seorang hakim yakni Man (Jasad) dan panitera diserahkan pada Eddi Brokoli.
Persidangan berjalan lancar, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan jaksa dan hakim mampu dijawab Iksan dengan gayanya yang penuh jenaka. Pembela juga menjalankan tugasnya, membantu bila pertanyaan agak menyudutkan terdakwa.
Pada DCDC Pengadilan Musik episode ke-47, Iksan Skuter dinyatakan tidak lolos dari jeratan hukum pengadilan. Itu dikarenakan, hakim menganggap Iksan lupa akan karya-karyanya dengan terus merilis album tanpa memberi ‘napas’ pada pendengarnya.
Sampai dengan tahun 2021, terhitung Iksan sudah menghasilkan 14 buah album utuh. Dalam satu album berisikan 10 sampai 11 nomor yang semuanya punya benang merah kritik sosial.
“Paling lama proses pembuatan album itu satu minggu. Itu kenapa saya sering membuat album dibanding mengeluarkan single satu per satu,” kata Iksan selepas diadili di DCDC Pengadilan Musik, di Kantination The Panas Dalam Jalan Ambon, Jumat (27/8/2021).
Baca Juga: Lagu Baru Mocca Diterjemahkan ke Bahasa Jepang
Awal tahun ini, Iksan baru saja melepas album terbarunya yang berjudul ‘Orbit’. Berisikan 10 trek, Orbit menjadi album ke 14 Iksan. Dibuat di tengah masa pandemi Covid-19, ia memanfaatkan momen tersebut untuk menjadi karya yang bisa diterima para pendengar setianya.
Seperti di album-album sebelumnya, album ‘Orbit’ juga berisi kegelisahan yang dirasakan Iksan selama pandemi. Akan tetapi, di album ini dia banyak mengambil sudut pandang yang lebih personal dari seorang Iksan Skuter.
“Saya mencoba memperlihatkan ada sisi marahnya tapi marahnya yang kita percuma marah meledak-ledak. Karena bagaimana pun juga pandemi ini bukan terjadi di Indonesia saja, tapi seluruh dunia,” jelas Iksan.
Baca Juga: Lyodra Ceritakan soal Ghosting di Single Terbaru “Kalau Bosan”, Simak Liriknya
Mencoba lebih dewasa dalam hal pembawaan dan lirik lagu, Orbit banyak bercerita soal kesulitan dia sebagai musisi dimasa pandemi yang hampir dua tahun berjalan. Katanya, kalau seorang seniman musik tidak bisa mendokumentasikan momen spesial (pandemi) ini dia sudah melewatkan banyak hal.
“Banyak banget dampaknya pandemi ini, tidak cuma bagi saya tapi juga seluruh musisi. Menurut saya ini momen tepat bagi seniman musik untuk mendokumentasikan kejadian yang itu belum pernah kita rasakan. Jadi bagiku ini tepat, makanya saya bisa membuat 3 album dalam waktu 1 tahun,” ungkapnya.