News

Imbas Pandemi Covid-19 di Kota Bandung, dari Kuliner hingga Wedding Organizer

Radar Bandung - 29/08/2021, 09:13 WIB
Ali Yusuf
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Imbas Pandemi Covid-19 di Kota Bandung, dari Kuliner hingga Wedding Organizer
Ilustrasi suasana mal di Bandung/IST

Usaha kuliner dan wedding organizer menjadi sektor yang ikut terdampak pandemi Covid-19 dalam penerapan PSBB hingga PPKM Kota Bandung

RADARBANDUNG.id, BANDUNG Usaha kuliner menjadi sektor UMKM yang juga ikut terdampak oleh penerapan PSBB hingga PPKM Kota Bandung.

Setidaknya lebih dari 2.000 pelaku usaha kuliner mengalai penurunan omzet mulai dari 60-90 persen.

Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro dan Fasilitasi pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Kota Bandung, Nuri Nuraeni menyampaikan, dari sekitar 6.400 yang UMKM sangat berdampak, sebanyak 2.345 di antaranya pelaku usaha kuliner.

Usaha kuliner paling terdampak

“Paling terdampak usaha kuliner karena mereka tidak bisa berjualan, terutama yang punya tempat. Hasil survey rata-rata usahanya sangat menurun drastis dari PSBB sampai PPKM,” ungkap Nuri, belum lama ini.

Nuri mengatakan, pihaknya melakukan survey terhadap sekitar 540 pelaku usaha selama PPKM, omzet mereka turun signifikan rata-rata Rp10 juta – Rp15 juta. Adapun, rata-rata kini mereka hanya mendapat omzet Rp400 ribu hingga Rp1 juta setiap bulannya.

Kuliner offline

Pelaku UMKM tersebut, mayoritas merupakan usaha perseorangan dengan kegiatan produksi rumahan. Semenjak pandemi, rata-rata mereka mulai melakukan penjualan secara online.

“Adapula berdasarkan pesanan, sebagin besar tidak melakukan penjualan langsung, ada pula yang tidak melakukan produksi semasa PPKM Juli-Agustus 2021,” katanya.

“Yang menurun terutama kuliner itu yang terbiasa offline dan makan di tempat,” sambung Nuri.

Nuri menyampaikan, pembatasan kunjungan ke Kota Bandung juga turut berpengaruh pada usaha kuliner, terlebih juga dirasakan saat penerapan PPKM level 4.

Baca Juga: Miris! Terimbas PPKM, Kebun Binatang Bandung Bakal Potong Rusa buat Pakan Harimau

“Pembatasan orang masuk ke Kota Bandung menyebabkan adanya pembatasan level 4, berdampak dalam menjalankan usaha,” tegas Nuri.

“Rata-rata terdampak variasi 60-90 persen karena mobilitas terganggu,” katanya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Hilang Pendapatan Rp20 Miliar Per Hari

Pelaku usaha obat herbal

Namun, para pelaku usaha obat herbal disebut justru mengalami kenaikan omzet. Dari laporan yang didapat pihaknya, kenaikan omzet tersebut bisa mencapai 100 persen.

“Paling bertahan omzet untuk minuman kesehatan, jamu, atau madu karena semakin banyak yang covid itu, semakin banyak yang memerlukan minuman kesehatan. Mereka ada yang naik lebih dari 100 persen,” ungkapnya.

Wedding Organizer

Baca Juga: Imbas PPKM, 5 Mal di Bandung Terancam Dijual

Selain usaha kuliner, yang juga terpukul saat pandemi Covid-19 di Kota Bandung adalah pelaku usaha event organizer dan wedding organizer.

“Usaha perdagangan barang dan jasa turun 70 persen terutama untuk EO (event organizer) dan WO (wedding organizer) turun 100 persen karena resepsi tidak diperbolehkan. Sementara itu, untuk usaha jamu dan obat-obatan herbal naik sekitar 100 persen,” pungkasnya. (muh)

Baca Juga:


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.