RADARBANDUNG.id – PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Bandung Group bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, meresmikan Program Kerjasama Greenpartner 6.0 dan Launching Website Monitoring Greenpartner 6.0 di District Aminda Cafe Jatinangor, Sumedang, Jumat (10/9/2021). Acara dilanjutkan dengan penanaman pohon di Kiarapayung.

PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Bandung Group bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, meresmikan Program Kerjasama Greenpartner 6.0 dan Launching Website Monitoring Greenpartner 6.0 di District Aminda Cafe Jatinangor, Sumedang, Jumat (10/9/2021).
Fuel Terminal Manager Bandung Group, Jefri Makahekung, mengatakan, tidak menutup kemungkinan program ini terus berlanjut sesuai program DLH Jabar. ”Kita Pertamnina mensupport program ini yang sudah berjalan sejak tahun 2016. Target kita tentunya sampai dengan bermanfaat, mulai dari lahannya yang kering, coklat, karena kegiatan ini berkesinambungan maka akan terus berjalan, sehingga saat ini lahan itu sudah hijau,” kata Jefri.
Jefri menambahkan, Program Greenpartner 6.0 ini membutuhkan proses panjang. ”Tak mungkin seperti membalikan telapak tangan, proses ini akan terus berkelanjutan dengan DLH Jabar, mulai dari poses penanaman, pemeliharaannya sampai proses lainnya,” tambah Jefri.
”Program Greenpartner 6.0 merupakan program CSR yang sudah diwajibkan oleh negara dengan banyak garapannya, seperti pendidikan, lingkungan. Pertamina diseluruh Indonesia tentunya menjalankan program ini,” sambung Jefri.
Disinggung tingkat keberhasilan Program Greenpartner 6.0, Jefri mengatakan datanya ada di DLH Jabar. ”DLH Jabar sudah ada ukurannya mulai dari tingkat reduksi, emisi dan lainnya,” kata Jefri.
Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Lingkungan dan Keanekaragamanan Hayati DLH Jabar, Yuli Budiasih,memaparkan, Program Greenpartner 6.0 direalisasikan menjadi Taman Kehati.
”Untuk Taman Kehati yang dikelola Provinsi Jawa Barat memang baru di Kiarapayung yang bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Bandung Group,” papar Yuli.
Ditanya tentang Taman Kehati yang dikelola kab/kota di Jabar, menurut Yuli baru beberapa daerah yang sudah berjalan. ”Kalau ditotalkan kurang dari 10 daerah. Misalnya Kabupaten Bandung sudah ada persetujuan gubernur, Kabupaten Kuningan sudah ada juga, lainnya baru verifikasi seperti di Indramayu dan Kota Tasikmalaya. Kedepannya merambah ke Cianjur dan Banjar. Sementara Bandung Raya belum,” tutur Yuli.
”Salah satu syarat kabupaten/kota untuk mempunyai Taman Kehati, harus punya lahan yang clean and clear milik kab/kota tersebut bukan milik pribadi. Mereka juga harus punya rancangan DED, syukur-syukur sudah diperkuat dengan RTRW dan lahan itu dipertahankan sebagai daerah konservasi. Degan demikian kesadaran dan keinginan kab/kota untuk mempunyai Taman Kehati sudah ada,” sambung Yuli.
Disinggung dampak keberadaan Taman Kehati untuk lingkungan, Yuli mengaku progresnya cukup bagus. ”Setelah saya melihat dari dokumentasi, laporan yang dulu, website, foto-foto saya pikir dampaknya bagus,” aku Yuli.
Selain itu, kata Yuli, PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Bandung Group membantu penananman pohon dan prasarana di Taman Kehati. ”DLH Jabar membuat DED sarana prasarana Taman Kehati yang disuport Pertamina misalnya pembangunan shelter, menara pengawas, tempat duduk dan lainnya. Kita juga melibatkan ahli karena membuat sarana di Taman Kehati harus ramah lingkungan seperti penyerapan airnya. Berawal dari DED itulah kita membuat landmark gerbang yang kemudian disambut Pertamina, setelah sekian tahun cat nya luntur kita cat ulang dan kita pelihara,” pungkas Yuli. (azm)