RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) Terbatas telah digelar ribuan sekolah di Kota Bandung.
Penerapan protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM terbatas menjadi hal krusial yang wajib pihak sekolah penuhi. Jika lalai, orang tua siswa dapat turut mengadukannya.
Hal ini Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto tegaskan. Pihaknya telah menyiapkan saluran khusus pengaduan yang bisa orang tua siswa akses, yakni melalui kanal disdik.bandung.go.id/ptmt.
“Masyarakat bisa memberikan masukan soal PTM terbatas di Kota Bandung. Artinya kami sangat membutuhkan masukan, ini tanggung jawab bersama. Apabila masyarakat menemukan ada yang abai menerapkan prokes,” ujarnya dalam bincang secara virtual yang diikuti Radar Bandung, Kamis (16/9/2021).
Kanal pengaduan sudah aktif
Radar Bandung mencoba mengakses laman tersebut. Kanal pengaduan itu sudah aktif. Saat membuka laman yang dimaksud orang tua akan mendapatkan formulir daring yang bisi diisi dengan aduan tertulis.
Orang tua harus melaporkan foto atau video yang menjadi bukti ada kelalaian prokes dalam pelaksanaan PTM terbatas pada sebuah sekolah di Kota Bandung.
Bambang menegaskan, ribuan sekolah di Kota Bandung sudah menggelar PTM terbatas, namun hal yang menjadi prioritas adalah keselamatan dan kesehatan, baik siswa, guru maupun tenaga kependidikan lainnya.
“Kita bukan balap lari mencari kejuaraan, tapi ingin hati-hati. Prioritasnya yaitu kesehatan dan keselamatan warga sekolah, KBM-nya (Kegiatan Belajar Mengajar) itu nanti, hal kedua,” jelasnya.
Dalam catatan Disdik Kota Bandung, secara keseluruhan terdapat sekitar 4.000 satuan pendidikan dari mulai tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD) hingga SMA/SMK yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung.
2.007 sekolah di Kota Bandung telah menggelar PTM terbatas
Sebanyak 2.007 sekolah di antaranya telah menggelar belajar tatap muka, yang terbagi ke dalam 2 kelompok, yakni tahap uji coba dan tahap transisi.
Bambang menjelaskan, Disdik Kota Bandung sebelumnya sudah melakukan 2 gelombang verifikasi. Pertama pada bulan Mei 2021 dan kedua, September 2021.
Pada gelombang pertama, terdapat 330 sekolah yang lolos verifikasi. Sementara, untuk gelombang kedua terdapat 1.677 sekolah yang lolos.
Sekolah yang berada pada kelompok pertama di Kota Bandung sudah mulai menggelar uji coba PTM terbatas sejak awal Juni lalu.
Sementara, sekolah di Kota Bandung yang berada pada kelompok kedua baru menggelar uji coba PTM terbatas pada 15 September. “Kelompok satu (330 sekolah) itu sudah masuk tahap transisi, tapi kalau kelompok kedua (1.677 sekolah) masih tahap uji coba,” katanya.
Untuk perbedaannya, lanjut Bambang, untuk sekolah yang masih berada pada tahap uji coba, sekolah hanya boleh mengikutsertakan siswa 25 persen dari total siswa yang orang tua izinkan. Sedangkan sekolah tahap transisi jumlah siswa maksimal 50 persen dari total siswa yang diizinkan orang tua.
“Kita membatasi dengan berbagai protokol kesehatan yang tertuang dalam panduan persiapan dan penyelenggaraan PTM terbatas yang Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung terbitkan,” katanya.
Baca Juga: PTM di Kota Bandung Tidak Akan Dilakukan Serentak
“Kita tidak akan mengizinkan semua satuan pendidikan menggelar PTMT sebelum dilakukan verifikasi. Artinya, sangat hati-hati,” lanjutnya.
Monitoring dan evaluasi terhadap sekolah
Bambang menegaskan, pihaknya akan fokus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sekolah-sekolah baik pada kelompok 1 dan kelompok 2 hingga Oktober mendatang.
Baca Juga: 330 Sekolah di Kota Bandung Mulai PTM, 1.692 Lainnya Menyusul
Adapun, sekolah-sekolah lain yang belum masuk pada kelompok 1 ataupun 2 tersebut, bisa mengajukan untuk verifikasi melalui aplikasi Sindik.
“Tentunya kami terbuka untuk semua sekolah yang mau mengajukan kesiapannya dengan cara masuk (ajukan) melalui aplikasi Sindik,” pungkasnya.
Halaman Berikutnya: Tahapan PTM Kota Bandung
