RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengulas tentang Tabel IRIO (Inter Regional Input Output) dan pemanfaatannya dalam keterkaitan ekonomi antar wilayah. Provinsi Jawa Barat merupakan kontributor peringkat ketiga dalam PDB Nasional triwulan II 2021.
Berdasarkan IRIO 2016, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi unggulan di Indonesia, karena memiliki tingkat dampak keterkaitan yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Pemulihan ekonomi Jawa Barat bisa menjadi booster bagi pemulihan ekonomi nasional dengan berfokus pada pengembangan sektor industri (industri kunci dan potensial) serta penguatan dan pengamanan jalur logistik.
Statistisi Ahli Madya/Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Jawa Barat, Samiran mengatakan industri pengolahan yang menjadi andalan dalam perekonomian Jawa Barat memberikan dampak limpahan (spillover effect) yang cukup besar bagi provinsi lain, di antaranya Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Bengkulu.
“Berdasarkan analisis keterkaitan tersebut, beberapa provinsi dan termasuk Jawa Barat, memiliki indeks keterkaitan ke belakang dan indeks keterkaitan ke depan di atas 1, yang artinya di atas rata-rata indeks seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini menunjukkan posisi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi unggulan di Indonesia, dimana kegiatan ekonominya mampu menarik pergerakan ekonomi provinsi-provinsi lain, sekaligus mendorong peningkatan produksi di provinsi-provinsi lain di Indonesia,” ucap dia dalam webinar bertajuk Jelajah Interkonektivitas Ekonomi Jawa Barat, Selasa (28/9).
Di sisi lain, Dyah Anugrah Kuswardani selaku Kepala BPS Provinsi Jawa Barat mengatakan bahwa webnar tersebut diselenggarakan berkaitan dengan Hari Statistik Nasional. Webinar tersebut bertujuan untuk mendiseminasikan data indikator statistik dan menyosialisasikan pemanfaatan data BPS kepada masyarakat.
Secara spesifik, webinar kali ini mengulas tentang Tabel IRIO (Inter Regional Input Output) dan pemanfaatannya dalam keterkaitan ekonomi antar wilayah. Melalui IRIO dapat dilihat bagaimana sektor-sektor ekonomi Jawa Barat dengan provinsi lain saling terkoneksi.
Dengan Tabel IRIO 2016, kita dapat melakukan analisis keterkaitan antar provinsi di Indonesia, yakni analisis keterkaitan ke belakang (Backward Linkage) yang berhubungan erat dengan penyediaan bahan baku; dan analisis keterkaitan ke depan (Forward Linkage) yang terkait dengan penjualan (distribusi) barang jadi dan jasa.
“BPS sudah pernah menyusun Tabel Input Output (IO) baik secara nasional maupun regional, namun tabel tersebut masih berfokus menjelaskan kinerja perekonomian dalam satu wilayah tertentu saja, belum dapat menjelaskan mengenai interaksi antar wilayah,” terang dia.
“Tabel IRIO memiliki kemampuan menjelaskan potensi dan kolaborasi antar wilayah, serta peluang suatu wilayah untuk mengatasi ketimpangan sekaligus penguatan konektivitas,” ia melanjutkan.
Bagdja Muljarijadi dari Universitas Padjadjaran menjelaskan pemanfaatan IRIO dalam dunia akademis dan perencanaan ekonomi spasial. Analisis dalam model IRIO memiliki kemampuan yang lebih luas dibandingkan model IO (Input Output), khususnya dalam analisis efek intradaerah, antar daerah, dan dampak umpan balik. Kondisi interkonektivitas Provinsi Jawa Barat lebih banyak ditandai oleh keterkaitan di dalam provinsi, baik pada perdagangan barang antara, barang akhir, maupun input produksi. Sementara untuk perdagangan antarprovinsi, mitra terbesar Jawa Barat utamanya adalah provinsi-provinsi di Pulau Jawa.
“Konektivitas ekonomi antarwilayah yang digambarkan dalam IRIO dapat memberikan arah kebijakan untuk pemulihan ekonomi secara regional maupun nasional. Data IRIO dan analisis yang lebih mendalam diharapkan dapat dimanfaatkan oleh lembaga/kementrian maupun berbagai pihak untuk mendukung perencanaan pembangunan,” terang dia.