News

Selain Covid, Masyarakat KBB Jangan Lengah DBD

Radar Bandung - 02/11/2021, 08:23 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
ILUSTRASI : Fogging menjadi salah satu kegiatan pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). (FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG)

RADARBANDUNG.id, NGAMPRAH Sebanyak 210 orang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari-September 2021 di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Satu orang diantaranya meninggal dunia.

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Jajang Mulyana mengatakan, biasanya DBD menyerang saat peralihan musim tiba.

“Upaya yang kita lakukan agar tidak menyebar lebih luas lagi, kita lakukan fogging. Cuma anggaran fogging tahun 2021, hanya untuk 13 lokus saja,” katanya, Senin (1/11/2021).

Jajang mengatakan, pihaknya sepanjang tahun terus menggelontorkan anggaran untuk melakukan penyemprotan fogging di seluruh wilayah KBB untuk mencegah DBD.

“Kita terus melakukan fogging karena khawatir serangan virus Aedes Aegepty masih berlangsung hingga akhir tahun ini,” katanya.

Ia menyebut, terakhir fogging dilakukan Agustus-akhir Oktober 2021 di enam lokus. Selain fogging pihaknya melakukan kegiatan PE Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh Puskesmas.

“Selain itu, warga dianjurkan untuk melakukan PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk,” jelas Jajang.

Sejauh ini, lokus berada di Desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah, Desa Campaka Mekar Kecamatan Padalarang, Desa Batulayang Kecamatan Cililin, Desa Kertamukti Kecamatan Cipatat, RT 6 dan 12 Desa Ciburuy Kecamatan Padalarang.

“Berdasarkan kasus yang terjadi, daerah endemis DBD ini berada di wilayah Puskesmas Tagog Apu dan Padalarang, KBB,” ungkap Jajang.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Bandung Barat, Eisenhower Sitanggang mengimbau masyarakat waspada terhadap serangan nyamuk Aedes Aegepty.

Masyarakat diminta untuk melakukan gerakan 3 M, agar nyamuk tersebut tidak berkembang biak.

Gerakan 3 M tersebut dengan menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air dan memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

“Masyarakat tidak boleh lengah terhadap serangan penyakit DBD dengan melakukan 3 M,” pungkasnya.

(kro/radarbandung)