RADARBANDUNG.id- KAPAN nikah? Kok masih betah sendiri aja? Pertanyaan-pertanyaan ke mereka yang lajang itu seringkali muncul dalam pertemuan keluarga atau kumpul dengan sahabat.
Buat yang sudah berusia siap nikah tapi belum memiliki pasangan, kadang kikuk menjawabnya bukan? Begitu juga bagi yang sudah punya pasangan, tapi belum juga menikah.
Nikah memang tidak hanya melulu urusan cinta. Cinta penting, tapi juga masih ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan.
Kesiapan menikah setiap orang juga berbeda-beda. Ada yang kadang sudah pacaran lama tapi tak juga membangun rumah tangga.
Ada juga yang baru kenal beberapa saat, tanpa pacaran, langsung berlanjut ke jenjang pernikahan.
Nah, untuk mengetahui seberapa siap kamu buat nikah, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah meluncurkan situs siapnikah.org.
Melalui siapnikah.org, kamu dapat mengecek seberapa siap kamu untuk membangun rumah tangga dan apa saja persiapan yang dibutuhkan.
Ada 10 dimensi kesiapan berkeluarga yang harus jadi perhatian yang juga menjadi kunci terbentuknya keluarga berkualitas.
Siapnikah.org, merupakan one stop solution dan rujukan bagi generasi muda untuk mendapat bekal pengetahuan dan lebih siap saat menikah. Termasuk belajar parenting atau pengasuhan anak.
Nikah dan membangun keluarga memiliki 3 tujuan
- Membangun ketahanan dan kualitas balita dan anak dalam memenuhi tumbuh kembangnya.
- Terbangunnya ketahanan keluarga remaja dan kualitas remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga.
- Meningkatnya kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan dalam kehidupan keluarga. Serta, terwujudnya pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sebelum memutuskan membangun rumah tangga, ada baiknya deh kamu membaca 10 pedoman siap nikah berikut ini:
10 Pedoman Kesiapan Nikah
- Kesiapan Usia
Melansir laman Indonesia.go.id, usia ideal minimal 25 tahun bagi laki-laki dan minimal 21 tahun bagi perempuan. Angka usia tersebut tidak ditentukan asal-asalan, tapi berdasar riset panjang.
Berdasarkan riset, seseorang secara fisik, psikologis, hingga finansial di usia tersebut lebih siap masuk ke jenjang pernikahan ketimbang jika ia menikah pada usia sebelum itu.
- Kesiapan Fisik
Berkeluarga butuh kesiapan fisik, untuk bekerja mencari nafkah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, hingga melakukan aktivitas seksual.
Karena itu, jika kamu memiliki riwayat penyakit seperti darah rendah, darah tinggi, hepatitis atau penyakit menular seksual, harus berobat dulu sebelum menikah.
Supaya kamu dan pasanganmu benar-benar fit dan siap membangun keluarga berkualitas.
- Kesiapan Finansial
Uang memang bukan segala-galanya, tapi untuk menjalankan roda rumah tangga pasti membutuhkan uang. Karena itu, dalam merencanakan pernikahan, persiapan finansial juga diperlukan.
Baca Juga: 3 Dampak Buruk Pernikahan Dini
Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, persiapan kehamilan, perawatan anak, bahkan hingga biaya pendidikan anak.
Karena itu, pastikan sebelum menikah kamu sudah punya sumber pendapatan tetap, misalnya pekerjaan sebagai karyawan atau berwirausaha.
Baca Juga: Tips Panduan Beli Rumah untuk Fresh Graduate dan Pasangan yang Baru Menikah
Setidaknya, saat berkeluarga, kita bisa mandiri secara finansial, tidak membebani atau tergantung pada orang tua atau keluarga lainnya.
- Kesiapan Mental
Hidup berkeluarga tak selamanya mulus atau indah seperti saat masih pacaran. Terkadang ada hal yang tidak sesuai harapan.
Baca Juga: Bacaan Doa untuk Pengantin yang Menikah Islam dan Maknanya
Sifat pasangan, kondisi ekonomi pasangan, sikap mertua dan keluarga besar, termasuk tantangan mendidik anak di era digital.
Pola hidup di masa lajang dan saat berkeluarga juga akan berubah. Semuanya butuh kesiapan mental.
Baca Juga: Dokter Boyke Ungkap Banyak Wanita Tak “Puas” Setelah Menikah, Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Kesiapan Emosi
Nah ini juga penting. Coba kamu ingat, bagaimana responsmu saat menghadapi tekanan. Misalnya, saat menghadapi deadline pekerjaan, saat tersinggung dengan ucapan atau perilaku orang lain, atau saat debat karena beda pendapat.
Baca Juga: 3 Risiko Dibalik Seks Sebelum Menikah yang Jarang Disadari
Jika kamu masih suka berteriak, marah-marah, sampai melempar barang ketika berbeda pendapat, maka kamu harus belajar mengelola emosi dulu sebelum menikah.