RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Dalam setahun, Indonesia mengimpor Soda Ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3) mencapai 1 juta ton. Pemerintah mendorong percepatan proyek Pabri Soda Ash Petrokimia Gresik (PG) agar bisa mengurangi ketergantungan pada impor sekaligus meningkatkan daya saing usaha.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadaliamengatakan pabrik yang diproyesikan beroperasi pada akhir tahun 2024 itu akan menjadi yang pertama di Indonesia. Selain itu, diyakini bisa meningkatkan daya saing usaha industri nasional, karena bahan baku diperoleh dari lokal.
Ia menjelaskan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia agar pihaknya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor.
Ia pun berharap BUMN lainnya juga dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah. PG sendiri menggunakan strategi related diversified industry. Dimana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
“Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan,” tandasnya.
Menteri Bahlil pun mengapresiasi kerjasama yang baik antara Kementerian Investasi dengan PG beserta kementerian terkait lainnya dalam mengakomodasi proses perizinan dan memfasilitasi percepatan proyek investasi ini.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PG, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan selama tahap persiapan pihaknya selalu berkoordinasi dan mendapat dukungan dari Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi. Ia optimistis, proyek investasi yang akan dibangun di lahan seluas 20 hektare bisa cepat terealisasi..
Pabrik Soda Ash berkapasitas 300 ribu ton per tahun ini merupakan salah satu implementasi PG dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional melalui penguatan industri kimia.
Seperti diketaui selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global,” tutup Dirut.
Untuk menyukseskan pembangunan Pabrik Soda Ash ini, sebelumnya PG telah menandatangani MoU dengan PT Garam (Persero) dan perusahaan multinasional Unilever Asia Pte. Ltd. MoU ini dalam rangka menjamin ekosistem bisnis rencana pembangunan Pabrik Soda Ash, dimana PG akan membeli garam industri sebagai bahan baku Soda Ash serta bekerjasama dengan Unilever Asia sebagai offtaker yang akan menyerap produk Soda Ash.