News

Bacok Korban hingga Tewas, Pelaku Ngumpet di Rumah Dukun

Radar Bandung - 16/11/2021, 14:52 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Kelima pelaku pengeroyokan diamankan di Mapolresta Bandung, Soreang. FOTO: FIKRIYA ZULFAH/RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.id, SOREANG- Sebanyak 5 pelaku pengeroyokan bersembunyi di rumah dukun di daerah Kabupaten Bogor lantaran ketakutan diciduk.

Meski sempat ‘ngumpet’ di rumah dukun, akhirnya kelima pelaku pengeroyokan yang menaniaya korbannya hingga tewas itu dapat diamankan jajaran Satreskrim Polresta Bandung.

Wakapolresta Bandung, AKBP Dwi Indra Laksmana mengatakan tindak pidana pengeroyokan yang pelaku lakukan mengakibatkan seorang korban tewas, terjadi di pangkalan ojek Ciluluk, Desa Ciluluk, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Selasa (19/10) sekitar pukul 19.30 WIB.

“Untuk korban saudara (inisial) PS, sementara pelaku kita amankan 5 orang; U, AY, UI, H, dan AAS, semuanya dewasa,” ujar Dwi saat ekspos di Mapolresta Bandung, Soreang.

Dalam kurun waktu 3 pekan, Polresta Bandung mengamankan mereka di wilayah Kabupaten Bogor.

Dwi mengungkapkan kebetulan para pelaku berkumpul di satu tempat sehingga bisa diamankan seluruhnya. “Untuk barang bukti yang kita amankan satu senjata tajam jenis golok,” ungkap Dwi.

Adapun faktor yang melatarbelakangi pelaku nekat menghabisi korban yang tewas dengan luka bacok pada bagian kepala belakang dan mengalami pendarahan, adalah karena dendam.  Pelaku dan korban saling kenal.

“Ada masalah pribadi mungkin salah satu diantaranya korban sering mengajak berkelahi atau bahasa umumnya nantangin kelahi, terutama terhadap saudara U,” tutur Dwi.

Dalam kasus pengeroyokan ini, Polresta Bandung menerapkan pasal 170 ayat 3 KUHPidana dengan ancaman penjara 7 tahun.

Sementara itu, salah seorang pelaku mengaku bersembunyi di tempat dukun pengobatan di Bogor karena takut tertangkap pihak polisi.

“Iya (biar aman dari kejaran polisi). Enggak ada tempat lain yang jauh yang kami kenal,” ujar pelaku.

Pelaku mengaku tega mengeroyok korban karena ada masalah pribadi. Korban kadang menantang berkelahi bahkan sampai meminta sesuatu atau memalak.

“Cuma tahu (korban), karena ia kan bisa dibilang preman. Enggak direncanakan. Enggak ngajak teman, cuma pas saya lagi kumpul ia nyerang duluan,” akunya. (fik/radarbandung)

Baca Juga: