RADARBANDUNG.id BANDUNG – Jawa Barat dinilai konsisten melahirkan atlet potensial dan berprestasi dengan pembinaan yang baik. Hal ini pula yang membuatnya dipilih sebagai salah satu sentra Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
DBON sendiri diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo tepat pada Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 Tahun 2021 lalu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan salah satu indikator Jawa Barat sebagai tempat lahirnya atlet berprestasi adalah berhasil menjadi juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
“Ini menunjukkan Jawa Barat mampu membina atlet jangka panjang, konsisten dan berkelanjutan,” kata dia usai acara sosialisasi (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON di Bandung, Selasa (16/11).
“Itulah kenapa Jawa Barat menjadi salah satu diantaranya dalam sentra olahraga pada DBON. Ini bukan tanpa sebab. Jawa Barat membuktikan pembinaan atlet yang baik,” ia melanjutkan.
Diketahui, dasar pertimbangan diterbitkannya DBON adalah diperlukannya arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional jangka panjang secara terintegrasi dan kolaboratif untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam bidang keolahragaan.
DBON merupakan dokumen rencana induk berisi arah kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dilakukan secara efektif, efisien, unggul, terukur, sistematis, akuntabel, dan berkelanjutan dalam lingkup olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga prestasi, dan industri olahraga.
Beberapa tujuannya meningkatkan budaya olahraga, produktivitas olahraga prestasi nasional dan memajukan perekonomian nasional berbasis olahraga. Selain itu, DBON menjadi pedoman bagi pemerintah, organisasi olahraga hingga masyarakat agar pembangunan keolahragaan nasional dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan.
“Jadi kalau kita prestasi sendiri-sendiri, maka prestasi tidak akan tercapai, produktivitas tak akan maksimal tidak mungkin pembinaan olah raga ditangani oleh satu sektor,” terang dia.
Maksimalkan Sport Science
Di sisi lain, cara untuk pengembangan atlet adalah memaksimalkan sport science. Zainudin Amali menilai hal ini sangat bergantung dengan kolaborasi dengan para akademisi.
“Sekarang ini kalau mau berprestasi kita tidak mungkin terlepas dari sport science. Ini adalah pendamping utama prestasi. Yang sudah melakukan itu perguruan tinggi. di UPI sudah ada laboratoriumnya. tinggal mana yang kurang kita lengkapi. Kalau mau berprestasikita harus didampingi sport science. Tanpa sport science jangan mimpi kita bisa ada prestasi,” kata dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Solehuddin menyatakan DBON bisa terwujud kalau semua sektor lembaga melaksanakan tugas sesuai tupoksinya masing-masing.
Tantanganan di sektor olahraga akan lebih besar lagi seiring perkembangan jaman. Cara-cara lama untuk menggali potensi atlet hingga memaksimalkan kemampuan tidak bisa lagi mengandalakn cara lama.
“Saya mencatat betul apa yang disampaian bapak presiden, bahwa jika terus melakukan (cara lama) yang selama ini kita lakukan, tentu prestasi tidak signifikan dalam rangka perubahan maksimal. Kami hadir dengan dukungan sport science dan sport medicine,” kata dia.
“Kita tidak bisa lagi mengandalakan cara tradisional. Negara maju sudah lebih dulu melakukan (penerapan sport sicience). Dengan upaya yang tepat, pembinaan yang tepat, bibit tidak akan kurang di antara sekian ratus juta, akan berwujud dengan prestasi nasional dan internasional,” pungkasnya. (bie)