RADARBANDUNG.id- TEGAR dan kuat adalah kata-kata motivasi atau semangat yang diberikan jika sedang putus cinta atau patah hati.
Selain sakit hati, pisah dari pasangan membuat siapa saja sulit menerima, berpindah ke lain hati (move on) dan ikhlas.
Berapa lama sih waktu untuk move on? Dan apa yang biasanya dialami seseorang yang patah hati?
Dilansir dari YourTango, mereka yang telah melalui perpisahan membutuhkan proses panjang untuk penyembuhannya. Sayangnya, tidak ada formula yang tepat untuk menentukan secara pasti berapa lama kamu harus terpuruk meratapi masa-masa itu.
Sebagai contoh, temuan dari satu studi 2015 yang diterbitkan dalam The Journal of Positive Psychology mengungkapkan, kebanyakan orang bisa ikhlas dan menerima segala kondisi menyedihkan itu setelah 11 minggu (atau 3 bulan).
Sedangkan hasil dari studi 2017 yang lebih baru mengatakan rata-rata seseorang butuh 18 bulan untuk bisa bangkit kembali.
Sebab, setiap orang yang baru saja putus cinta atau pisah dengan pasangan dapat mengalami 5 kondisi buruk. Apa saja?
5 kondisi buruk saat seseorang baru putus cinta
Hancur Seperti Sakit Kronis
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional ada penyakit yang dinamakan katastropik. Penyakit kronis menahun yang berbiaya tinggi. Seperti itulah gambaran patah hati.
Rasa sakit dan emosi membuat seseorang tak berdaya, dan pesimis, seperti sedang menderita sakit kronis. Pasti mengalami rasa sakit dan depresi hingga sengsara dalam prosesnya.
Merenung atau Meratapi
Terlalu sering merenung, melamun dan menyendiri. Dipenuhi pikiran menyalahkan diri sendiri. Terobsesi dan tak bisa menerima apa yang sedang terjadi.
Menolak untuk Menerima
Sulit menerima bahwa hubungan sudah berakhir. Untuk benar-benar melupakan. Selalu berharap mendapat kesempatan untuk rekonsiliasi. Seseorang akan terus menyiksa diri dan menutup diri.
Kehilangan Krisis Identitas
Bayangkan jika pasangan sudah terjalin erat selama bertahun-tahun lalu pisah. Pasti mereka akan kehilangan separuh jiwanya.
Mereka akan mengalami krisis identitas setelah putus cinta. Seolah mereka kehilangan jati diri tanpa hati separuhnya lagi.
Menangis Tak Henti-hentinya
Bersandar pada teman adalah bagian dari proses penyembuhan bagi kebanyakan orang setelah perpisahan yang menyakitkan.
Teman terpercaya bisa menjadi sandaran bahu untuk menangis dan pendengar yang sabar, terutama pada tahap-tahap awal. Apalagi jika perpisahan dilandasi kesalahan sendiri. Tentu penyesalan yang tiada akhir.
Tapi, nikmati prosesnya, sekalipun itu tidak mudah, pasti akan sembuh juga.
Salah satunya, cara yang bisa kamu lakukan adalah membuat diri kembali bersemangat dengan membaca kata-kata yang baik yang bisa membuat kamu mengerti bahwa, putus cinta juga pernah orang lain alami.
Nah, berikut ini 30 kata-kata putus cinta yang dirangkum dari berbagai sumber:
Kata-kata putus cinta
Kata terakhir putus buat pacar
- “Jika menyakitiku adalah jalan yang memang akan membuatmu bahagia, lakukanlah!”
- “Bagaimana pun kita sudah menjalani semuanya. Biarlah semua menjadi kenangan. Suatu hari nanti kita akan melupakan”
- “Orang-orang berkata untuk mengikuti hati. Aku melakukannya, tapi hatiku malah terluka”
- “Aku hanya tersenyum, itu caraku menghiasi luka. Aku hanya tertawa, itu caraku untuk bersembunyi”
- Tak pernah ada kata menyesal untuk mencintaimu. Namun, yang paling aku sesalkan hubungan kita yang tak bisa dilanjutkan. Maaf ku pilih putus dan aku tak akan pernah melupakanmu karena kamu pernah menjadi orang yang mengisi hari-hari indahku”
- “Kupikir kau masih mencintaiku, tapi kita tak bisa melepas kenyataan bahwa aku tak cukup untukmu”
- Kebersamaan kita telah usai. Ada suatu hal yang mungkin tidak bisa kamu dapatkan dari orang lain tentangku yaitu ketulusanku yang kau anggap hanya semu”
- ” Aku tak akan mampu membencimu, karena rasa sayang ini lebih besar dari apa pun”
- “Tidak ada yang lebih menyedihkan selain dari hilangnya ingatan bahwa kita pernah bersama”
- Kamu yang mengajariku akan indahnya jatuh cinta. Kamu pula yang mengajariku betapa sakitnya patah hati”
- “Suatu hari kamu akan menyadari bahwa aku adalah orangnya.”
- “Aku pikir kita ditakdirkan bersama, tapi, itu salah”