RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Platform urban farming digital, Goopo.id menargetkan dalam enam bulan kedepan dapat terserap dana dari masyarakat hingga Rp10 miliar, dalam investasi di sektor peternakan sapi. Hal itu mengingat kebutuhan akan daging sapi di Indonesia yang masih tinggi.
CEO Goopo Inovasi Indonesia, Arya Wicaksana mengatakan, pihaknya membuka konsep ternak sapi secara digital, sehingga memudahkan siapa saja untuk beternak sapi walau tidak memiliki lahan atau pakan, maupun pengetahuan dalam ternak sapi.
“Jadi memudahkan siapa saja yang ingin beternak sapi, tanpa perlu memiliki lahan atau bingung bagaimana pakannya. Semua bisa dilakukan pada platform web atau mobile apps. Enam bulan kedepan kita targetkan menyerap dana dari masyarakat sebesar Rp10 miliar,” ungkapnya pada peluncuran Goopo.id di Kota Bandung, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, melalui platform digital tersebut maka sapi yang diternakan bisa dipantau secara online dalam 24 jam dengan teknologi based on IOT (Internet Of Things).
Lebih jauh, dengan dukungan dari perbankan dan asuransi, maka ekosistem peternakan sistem yang dikembangkan oleh platformnya diklaim lebih aman dan menguntungkan.
“Ketika ada sapi yang sakit, mati atau kehilangan dicover oleh asuransi, ditambah dukungan perbankan,” jelasnya.
Baca Juga: Program DDP Bantu 20.000 Peternak Sapi Perah
Ia mengatakan, konsep yang dilakukan yakni penggemukan, dimana imbal hasil bagi yang berinvestasi berasal dari berapa kilogram penggemukan sapi dalam 100 hari.
“Pada awalnya sapi dengan berat 300 kilogram, kemudian setelah 100 hari menjadi 400 kilogram. Dari penggemukan tersebut, yang menjadi return atau imbal hasil yang menarik bagi konsumen yang beternak melalui platform kami,” paparnya.
Baca Juga: Petani Milenial Sektor Peternakan Mulai Budidaya Burung Puyuh
Arya menjelaskan, metode peternakan sapi yang dilakukan yakni koloni, yakni sapi-sapi dikumpulkan dalam satu tempat dan dimonitoring secara langsung. Mulai dari lahan, pakan, tempat dan lain sebagainya.
Ia menyebut, banyak keluhan masyarakat ketika menitipkan ternaknya, kemudian mati atau hilang namun tidak ada kejelasan. Maka dengan monotoring langsung dalam satu koloni, lebih memudahkan dan transparan.