RADARBANDUNG.id, PROGRAM menjaga keutuhan pangan dan menjaga lingkungan hidup yang diinisiasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), terus bergulir. Kali ini, DPP LDII kembali menggulirkan gerakan penanaman pohon yang dilaksanakan secara serempak di seluruh daerah di Indonesia.
Ketua Umum DPP LDII, Chriswanto Santoso mengatakan, kegiatan penanaman pohon ini merupakan instruksi DPP LDII, agar warga LDII melakukannya serentak se-Indonesia, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Riau.
“Saya harap filosofi yang terkandung dapat terus dipelihara dan dilanjutkan sampai benar-benar memberikan manfaat. Pohon itu memberikan kehidupan dan penghidupan,” kata Chriswanto.
Terkait lingkungan ia menambahkan, sebetulnya LDII sudah memulai kampanye menanam pohon atau Go Green, sejak tahun 2007 lalu.
“Pohon produktif yang kita tanam, memiliki nilai ekonomi. Ditanam pada daerah binaan MUI, yang dilanjutkan setiap tahun, dan pada 2009 dilakukan pencanangan nasional di Makassar oleh DPP LDII,” tuturnya.
Warga LDII di seluruh Indonesia tercatat sudah menanam 3,5 juta pohon, dengan tingkat kematian hanya 7 persen. Sehingga masih terus terpelihara.
“Momen ini membangkitkan semangat dalam menjaga bumi agar tetap lestari,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Atus Syahbudin mengungkapkan, pohon merupakan sumber kehidupan dan penghidupan.
“Keberadaan pohon di lingkungan jadi sarana menghasilkan oksigen, air, dan udara yang sejuk, serta naungan yang nikmat,” ungkap Atus.
Menurutnya, dari segi sumber penghidupan, pohon bisa meningkatkan taraf perekonomian contohnya, seperti kemandirian ecoprint yang bisa dijual.
“Kalau dijual, per lembarnya bisa mencapai Rp200 ribu rupiah,”
Sementara itu, Kepala Biro Bina Mental Spiritual DIY Djarot Margiantoro mengungkapkan, penanaman pohon filosofi merupakan bagian peradaban yang membanggakan. Peristiwa ini merupakan wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat, mengenai nilai penting upaya pemulihan sumber daya hutan melalui penanaman pohon.
“Yang ditanam hari ini, merupakan pohon yang menyimpan nilai folosofis, ekonomis dan estetis, serta mengandung makna dan harapan khusus,” ujarnya.
Yogyakarta, memiliki pohon filosofi seperti pohon gayam, pohon tanjung, pohon pakel, pohon jambu darsana dan pohon kemuning.
“Menyatu dalam filosofi Yogyakarta, yang menggambarkan dari mana manusia berasal dan kemana manusia akan pergi menuju keabadian,” ungkapnya.