RADARBANDUNG.id, BANDUNG -Akses masih menjadi persoalan bagi masyarakat dikawasan pedesaan. Seperti halnya yang dialami masyarakat di 4 dusun terisolir di Desa Nanggerang, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dimana untuk ke akses ke kota membutuhkan jarak memutar sekitar 7 kilometer.
Melihat kondisi tersebut, Ikatan Alumni SMAN 5 (IA Lima) bersama vertical rescue dan sejumlah komunitas lainnya, membangun jembatan gantung perintis di desa tersebut untuk mempermudah akses masyarakat.
Wakil Ketua IA Lima Bidang Eksternal, Nur Dina Shahab 589 mengatakan, jembatan gantung perintis tersebut dibangun diatas sungai yang menghubungkan 4 dusun Desa Nanggerang terisolir menuju akses ke kota yang berada di sebrang sungai.
“Bentangan jembatan gantung tersebut sekitar 70 meter, sehingga akses lebih cepat. Selama ini warga dusun harus memutar sejauh 7 KM untuk membawa hasil panennya ke kota,” ungkapnya, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, bantuan tersebut berawal dari diskusi para alumni SMAN 5 Bandung dengan komunitas pecinta alam. Dimana ada dusun yang kesulitan akses, padahal merupakan salah satu produsen cabe terbaik di KBB.
Melalui Aksi Lima, para alumni dan komunitas bersama-sama dan gotong royong membangun jembatan gantung di desa tersebut. Dengan harapan roda perekonomian masyarakat dapat lebih baik dan akses lebih mudah.
“Semoga jembatan gantung perintis ini memberikan kontribusi pada laju tingkat perekonomian, kesehatan pendidikan dan mempererat hubungan beragama para penduduk Desa Nanggerang, sehingga kesejahteraan dapat meningkat,” jelasnya.
Nur Dina menjelaskan bahwa Aksi Lima merupakan ide original pengurus ikatan alumni SMA Negeri 5 Bandung untuk gerakan sosial dan sumbangsih kepada masyarakat dengan motto “cepat dan babarengan”.
Sebelum membangun jembatan gantung perintis di Desa Nanggerang, pihaknya telah melakukan sejumlah kegiatan sosial lainnya. Seperti Gebyar 1000 Al-Quran dan pemberian bantuan bagi civitas SMAN 5 Bandung dan warga sekitar sekolah yang terdampak pandemi Covid-19.
Selain itu, juga melaksanakan vaksinasi massal dosis 1 dan 2 kepada siswa, orang tua siswa, tenaga pendidik serta warga sekitar SMAN 5 Bandung. Dimana seluruh pelaksana kegiatan merupakan para alumni sekolah tersebut.
“Alhamdulilah dengan kegiatan vaksinais ini, mendapat penghargaan dari Ibu Atalia dan Menkes, sebagai vaksinasi terbaik di lingkungan sekolah,” ucapnya.
Ia berharap dengan beragam kegiatan sosial tersebut, maka dapat membantu masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung. Terlebih untuk jembatan gantung perintis banyak masyarakat yang membutuhkan.
“Dengan partisipasi dari para alumni dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat. Jembatan gantung perintis ini banyak yang membutuhkan dan ini bagian dari kontribusi kami kepada masyarakat,” pungkasnya.
(dbs)