RADARBANDUNG.id, BANDUNG – DPR RI mendukung pembangunan jalur ganda kereta api rute Kiaracondong – Cicalengka. Proyek yang segera memasuki tahap II tersebut diyakini bisa menambah kapasitas lintas dan layanan penumpang, serta mempercepat waktu tempuh.
Pembangunan double track sepanjang 23,05 kilometer ini terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama Gedebage-Haurpuguh. Tahap kedua Kiaracondong-Gedebage dan Haurpugur-Cicalengka.
Sejumlah anggota komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja sekaligus meninjau ke area pembangunan di Stasiun Rancaekek, Kamis (10/2).
Di sela kunjungan, Ketua Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, Andi Irwan Darmawan menyebut jalur ganda bisa mempercepat durasi perjalanan kereta api lokal untuk penumpang. Secara langsung, berpengaruh pada peningkatan pelayanan antar muat barang.
Hasil diskusi dan peninjauan, ia melihat pembangunan tahap I bisa rampung dalm waktu dekat. Bahkan, pengerjaan tahap II sudah memasuki proses lelang.
“Progressnya baik. Tahap pertama bisa selesai tahun ini, tahap II sudah proses lelang juga tahun ini. Tentu kami mendukung pembangunan rel double track ini. Insyaallah akan rampung di akhir 2023 ,” Kata dia.
“Semua wilayah di tanah air butuh pembangunan infrastruktur (jalur ganda kereta api), tapi saat ini diprioritaskan untuk di daerah Jawa Barat,” Ia melanjutkan.
Meski demikian, ia mengingatkan dalam pengerjaannya, tidak ada potensi permasalahan sosial.
“Tadi kami berdiskusi dan memberikan masukan, salah satunya meminimalisir permasalahan sosial yang timbul,” terang dia.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Harno Trimadi mengatakan keberadaan jalur ganda memangkas waktu tempuh dari jalur Bandung-Cicalengka yang selama ini menghabiskan waktu 43 menit. Diharapkan dengan pembangunan double track ini, bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
“Selanjutnya kereta api head way dari 9 menit diharapkan bisa menghabiskan waktu lebih singkat. Jadi, setiap 5 menit sekali kereta api bisa lewat,”katanya
Total investasi pembangunan proyek double track selama 4 tahun (2020-2024) menghabiskan dana sekitar Rp1,2 triliun.
Meski demikian, proses pembangunan proyek tersebut menemui kendala yaitu pembebasan lahan yang sudah ditempati masyarakat sehingga membutuhkan penertiban yang maksimal. Selain itu, beberapa infrastruktur bersinggungan langsung dengan jalur pipa Pertamina.
“Penertiban lahan di atas double track sudah selesai karena lahan tersebut masuk ke dalam tanah negara. Kita juga harus proteksi pipa Pertamina itu,”pungkasnya.