RADARBANDUNG.id- LAGA liga 3 antara NZR Sumbersari FC vs Farmel FC, Rabu (9/2/2022) berakhir ricuh. Wasit menjadi sasaran pemain.
CEO NZR Sumbersari FC Wiebie Dwi Andriyas buka suara mengklarifikasi viralnya kejadian tersebut, dan meminta maaf kepada seluruh insan sepakbola Indonesia dan Malang.
“Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Malang, kepada tim keamanan Polresta Malang, Kodim serta Denpom Malang,” ujar Wiebie dalam video Official Statement di akun Instagram NZR Sumbersari FC yang dikutip Jumat (11/2).
Wiebie menjelaskan dan mengklarifikasi kenapa sampai terjadi kericuhan pascawasit meniup peluit panjang.
Menurutnya, dari awal kepemimpinan wasit sudah jauh dari menjunjung sportifitas. Ada beberapa keputusan wasit yang dianggap merugikan NZR Sumbersari FC serta menyulut emosi pemain.
“Anak-anak (pemain, red), kita dapat handsball babak pertama di kotak penalti, kita tidak dikasih, beberapa handsball juga tidak dikasih, akhirnya anak-anak kemungkinan tersulut emosi,” ucapnya.
Selain itu, kata Wiebie, saat NZR Sumbersari lebih dulu unggul 1-0 dan di babak kedua terkena penalti. “Kita unggul 1-0, dan dibabak kedua baru kita kena penalti. Karena kita punya bukti rekaman yang nantinya pasti kita buka semuanya,” ujarnya.
Saat itu, pihaknya sempat melakukan protes dan pertandingan sempat dihentikan dan setelah berunding 8 hingga 9 menit, akhirnya pertandingan dilanjutkan.
“Sebelum itu saya sudah minta, saya memanggil PW (pengawas wasit), saya minta wasit diganti karena banyak (keputusan) yang merugikan tim kita, tapi PW katanya tidak bisa, padahal aturan regulasi ada, kalau salah satu pihak merasa dirugikan,” tuturnya.
“Karena dikit-dikit kita dikartu, kalau lawan engga, pemain kita dijatuhkan di kotak penalti tidak ada respons,” ucapnya.
“Kapten kita minta dihentikan waktu pas ada pelanggaran, pemain sana (Farmel FC) sakit, langsung diganti,” lanjutnya. Ia menganggap itu menyalahi aturan.
Jadi situasi di pemain, lanjut Wiebie, sudah begitu panas.
“Akhirnya penambahan waktu itu cuma 5 menit, padahal waktu kita ditunjuk penalti itu 8 menit, terus belum ditambah pergantian pemain, atau ada (pemain) yang cedera, atau ada yang dihentikan, otomatis saya perkirakan 10 menit (penambahan waktu), tapi ternyata hanya dikasih 5 menit,” bebernya.
Baca Juga: Laga Farmel FC vs NZR Sumbersari Ricuh, Wasit jadi Bulan-bulanan Pemain
“Tapi belum sampai 5 menit saat anak-anak menyerang sudah ditiup peluit,” lanjutnya.
Otomatis, hal itu kemungkinan menyulut emosi pemainnya yang kebanyakan dihuni pemain muda.