RADARBANDUNG.id- Harga bahan bakar minyak (BBM) naik. PT. Pertamina (Persero) mengumumkan penyesuaian harga jenis BBM non subsidi, yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Ketiga jenis bahan bakar tersebut telah naik pada Sabtu (12/2).
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan, penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
“Sudah naik dini hari tadi. Per 12 Februari. Kalau itu kan rutin. Terakhir penyesuaian September dan Oktober 2021,” kata Irto saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (12/2).
Irto mengatakan, tercatat harga minyak ICP per Januari mencapai USD 85 per barel. Angka tersebut naik sekitar 17 persen dari harga ICP per Desember 2021. Namun, penyesuaian harga Pertamax Turbo dan Dex Series ini masih paling kompetitif jika dibandingkan dengan produk dengan kualitas setara.
“Penyesuaian harga ini juga sudah sesuai regulasi Kepmen 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU),” jelas Irto.
Irto melanjutkan, untuk BBM non subsidi lainnya yakni Pertamax dan Pertalite tidak mengalami penyesuaian harga, yakni masing-masing pada harga Rp 9.000 dan Rp 7.650 per liter.
“Pertamax dan Pertalite tidak ada penyesuaian,” pungkasnya.
Pertamax Turbo (RON 98), harga naik menjadi Rp 13.500 per liter dari sebelumnya Rp 12.000 per liter. Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.200 per liter dari sebelumnya Rp 11.050 per liter.
Sementara Dexlite (CN 51) menjadi Rp 12.150 per liter, di mana sebelumnya di harga Rp 9.500 per liter. Hal itu berlaku untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen. (Harga BBM Pertamina Terbaru 2022)
Berikut ini harga BBM Pertamina terbaru 2022 di Jawa Barat:
- Harga BBM jenis Pertalite Rp 7.650
- Pertamax Rp 9.000
- Pertamax Turbo Rp 13.500
- Dexlite Rp 12.150
- Pertamina DEX Rp 13.200.
Baca Juga: Harga BBM di Malaysia Murah Banget, Indonesia Kapan Ya?
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan menyesalkan kebijakan secara tiba-tiba pada 2022 ini.
Kenaikan harga BBM secara terburu-buru ini berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak pandemi Covid-19.