RADARBANDUNG.id- Ustadz Felix Siauw mengemukakan aturan suara adzan di speaker atau toa masjid yang dibuat Menteri Agama (Menag).
Ustadz Felix mengibaratkan orang yang cinta itu akan selalu mengasosiasikan dirinya dengan apa yang dia cintai.
“Maka ia akan senang dengan apapun yang berkaitan dengan yang dicintainya,” tulisnya di Instagramnya.
Sebaliknya, yang tidak menyukai atau membenci sesuatu, pastilah juga cenderung untuk tidak menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang dia tidak sukai itu.
Hal itu dikaitkan Ustadz Felix Siauw saat dirinya belum memeluk agama Islam. Ia mengakui tidak menyukai adzan dulu, tapi dirinya berusaha memahami hidup di tengah mayoritas Islam.
“Saya dulu ketika belum Muslim, tentu tidak menyukai adzan, meskipun tidak membencinya. Tapi saya bisa memahami, bisa mengerti dan memaklumi adzan yang 5x sehari itu, sebab saya tinggal di negeri yang mayoritasnya Muslim,” bebernya.
Ketika dirinya menjadi Muslim, adzan berubah menjadi sesuatu yang magical baginya.
“Ketika saya menjadi Muslim, adzan berubah menjadi sesuatu yang magical bagi saya. Adzan tidak hanya menjadi penanda sholat, tapi jadi anchoring tentang arti ketenangan dan kenyamanan,” ungkapnya.
Baca Juga: Warganet Geram, Tagar Tangkap Yaqut Menggema di Twitter
Bahkan, ketika Ustadz Felix Siauw pergi ke suatu negeri tanpa adzan, seolah ada sesuatu yang kurang, ada yang tak lengkap.
“Meskipun jadwal sholat sudah bisa didapatkan dari apps, adzan adalah sapaan bagi jiwa,” sebutnya.
Baca Juga: Begini Kalimat Lengkap Menag Gus Yaqut tentang Pelantang Suara Masjid dan Gonggongan Anjing
Hal yang membuat merasa lucu terkait adzan sekarang ini, adalah karena sudah puluhan tahun Indonesia merdeka sejatinya tak ada yang mempersoalkan. Dan, sekarang mendadak dibuat aturan dan dianalogikan dengan suara anjing.