RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya mengatasi masalah sampah lewat sejumlah terobosan. Salah satunya dengan pembinaan masyakat melalui pengembangan bank sampah.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas dalam acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 dengan tema Kelola Sampah, Kurangi Emisi dan Bangun ProKlim di Kantor DLH Jabar, Jalan Kawaluyaan Indah Raya, Kota Bandung, Selasa (8/3/2022).
Menurut Prima, masalah sampah di Jawa Barat masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah. Kata dia, dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah di Jabar yang harus diselesaikan. Sementara (target) pengurangan 30 persen dari rencana pada 2025, kenyataannya hingga saat ini baru 5 sampai 10 persen bisa dikurangi dari sumbernya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas.
“Angka 24 ribu ton per hari harus segera diselesaikan, terutama dari sumbernya yang banyak berasal dari rumah tangga. Dari TPS Sarimukti saja sampah Bandung Raya mencapai 2.000 ton per hari,” jelas Prima.
“Jadi kita tidak hanya memperingati HSN saja, tapi berharap kepedulian masyarakat dalam membantu menyelesaikan sampah. Kita yang produksi sampah, kita juga yang harus menyelesaikannya,” sambungnya.
Baca Juga: Jabar Tangani 24 Ribu Ton Sampah Per Hari, Maksimalkan Peran Bank Sampah dan Pelayanan Digital
Prima berharap salah satu kepedulian masyarakat mengolah sampah dihadirkan dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya terus bertambah. Menurutnya, keberadaan bank sampah bisa menghadirkan siklus ekonomi.
“Ada 1.800-an bank sampah di Jabar yang bisa dimanfaatkan dalam pemilahan sampah, walaupun belum semua aktif. Namun, keberadaan bank sampah sudah ditopang dengan aplikasi digital pengelolaan sampah, seperti Octopus, Greeny, Pointtrash, MySmash, dan lainnya,” paparnya.
Baca Juga: DLH Jabar Berantas Perusak Lingkungan
Prima berharap keberadaan bank sampah yang sudah terhimpun dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia bisa mengelola sampah hingga 30 persen. Saat ini bank sampah baru sanggup mengelola 10-15 persen sampah.
“Kami sediakan bank sampah kalau bisa RT ada koordinasi dengan bank sampah setempat,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh stakeholder meningkatkan kesadaran dan kepeduliannya untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang sangat kompleks dari hari-ke hari.
“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, khususnya dalam menjaga kelestarian bumi,” kata Prima.