RADARBANDUNG.id- BERAGAM sayuran ditambah telur rebus disebut gado-gado. Tanpa telur, namanya sudah berubah. Jogjakarta dan Jawa Tengah menyebutnya lotek.
Di tanah Sunda, namanya karedok. Sayuran diganti taoge dinamai ketoprak di Jakarta. Ditambah dengan daging sapi bagian mulut menjadi rujak cingur di Jawa Timur.
Profesor bidang kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Alie Humaedi menjelaskan, dalam taksonomi atau ilmu pengelompokan, gado-gado, lotek, ketoprak, karedok, dan sebagainya masuk dalam satu kelompok.
Dengan penggunaan bumbu kacang atau sambal kacang yang membalut berbagai jenis sayuran. ”Uniknya, bertambah bahannya bisa mengubah namanya,” ujar Alie.
Lalu, berbagai sayuran itu direbus hingga matang. Orang luar negeri menyebutnya salad. Namun, jangan salah. Sayuran salad serbamentah. ”Di Indonesia, semua matang direbus,” kata Alie.
Cara pengolahannya yang begitu ribet itu sebenarnya merupakan bagian penting dari masyarakat Indonesia. Sebab, bisa jadi pengolahan tersebut merupakan hasil trial and error masyarakat.
”Yang pasti, semua itu otentikasi Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga: Keistimewaan 5 Kuliner Khas Jabar yang Resmi Jadi Warisan Budaya
Bisa jadi, sayuran yang tidak matang itu bisa menimbulkan sakit. Direbus bisa jadi salah satu cara untuk melunturkan getah dalam sayuran. ”Makanan tradisional Indonesia ini penuh dengan syarat kesehatan atau memulihkan badan,” ungkap Alie.
Bila ditengok sejarah gado-gado dan sejenisnya ini, hampir tidak ditemukan awalnya. Namun, semua itu bisa jadi merupakan tradisi lisan yang terus berkembang di masyarakat.
”Hadir bersamaan dengan realitas untuk bertahan hidup,” tandas Alie. (jpc)