RADARBANDUNG.id- Millennial bahkan Gen Z merupakan generasi muda yang saat ini menduduki usia produktif. Dalam meningkatkan produktivitas, seringkali anak muda mengeksplor diri mereka dengan mengikuti berbagai aktivitas salah satunya menjadi relawan.
Relawan menjadi tren di kalangan anak muda saat ini untuk mengembangkan dirinya dengan membantu sekitar. Kegiatan relawan sendiri dapat bergerak di berbagai bidang mulai dari sosial, ekonomi, bahkan pendidikan tergantung permasalahan yang ada di sekitar.
Salah satu organisasi yang turut dalam perkembangan karakter anak muda ialah Yayasan Pemuda Peduli. Pada programnya yaitu Bina Desa mengajak para anak muda untuk turut berkontribusi pada bidang pendidikan yang ada di Indonesia saat ini khususnya di Jawa Barat.
Bina Desa sendiri sudah ada sejak tahun 2016 dan masih terus berjalan sampai saat ini. Sudah lebih dari 50 volunteer aktif untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak maupun orang tua yang ada di desa. Volunteer yang ada merupakan hasil dari pendaftaran yang rutin diadakan tiap bulannya di Instagram Bina Desa.
Setiap bulannya, Bina Desa rutin melakukan pengajaran dua kali atau lebih ke desa binaan. Tercatat sudah ada 4 desa yang menjadi desa binaan dari Bina Desa diantaranya ialah Ciberes, Sirnajaya, Pasteur, dan Pacet. Volunteer disini berperan sebagai pengajar dan beberapa diantara mereka menjadi koordinator untuk keseluruhan volunteer.
Salah satu volunteer yang pernah menjadi koordinator offline, Delfina, membagikan pengalamannya ketika mengikuti volunteer offline. Banyak hal yang dapat ia pelajari dengan menjadi volunteer seperti cara memimpin rapat dan briefing pengajaran.
“Selain belajar nyampein materi ke anak-anak aku juga belajar buat mimpin rapat walaupun di lingkup yang kecil, dari situ juga banyak pelajaran yang diambil kaya belajar sabar sama harus fast response, harus sabar karena setiap pengajarannya ada aja pengajar tidak mengikuti guideline yg ada” ungkap Delfina, volunteer aktif sejak tahun 2020.

Dokumentasi Bina Desa pada kegiatan mengajar bersama anak-anak di Desa Sirnajaya pada (22/01/2022)
Pada setiap pengajaran, materi yang diberikan kepada anak-anak didasarkan pada kurikulum yang sudah disusun Bina Desa sehingga volunteer hanya perlu menyampaikan materinya saja. Volunteer disini juga dilatih untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengajar sehingga anak-anak dapat interaktif dalam proses belajar.
“Tiap desa punya ciri khasnya masing-masing, kalau dulu di Desa Sirnajaya anak-anaknya cenderung masih malu-malu, ga seaktif anak-anak di Ciberes, jadi mengajarnya juga harus bener-bener pake cara yang menarik biar anak-anaknya mau merhatiin kita dan bener-bener harus interaktif gitu”, tambah Delfina. (*)