RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak tercatat telah menyebar di 6 wilayah Jawa Barat (Jabar).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memberlakukan mikro lockdown untuk mencegah penyebaran PMK tersebut. Namun, pengiriman hewan dari wilayah lain guna memenuhi kebutuhan Idul Adha tidak akan ditutup, hanya diperketat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Moh Arifin Soedjayana menyebut 6 daerah di Jabar yang terkonfirmasi adanya kasus PKM, yakni Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kab. Sumedang dan Kab. Kuningan.
Arifin menjelaskan alasan diterapkannya mikro lockdown agar kegiatan ekonomi tidak terpengaruh secara signifikan. “Kan jangan merugikan ekonomi di wilayah sekitar. Dengan PPKM mikro saja, lockdownnya zonasi kecamatan atau desa. Kita tidak menutup secara total (pengiriman hewan dari luar provinsi). Makanya pada saat hewan masuk (ke Jabar), di check point, kita minta SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) dari kota pengiriman. Kalau terlihat gejala PMK, ya dipulangkan,” terangnya, Selasa (17/5).
“Kebutuhan kita itu 70 ribu ekor dalam rangka penyembelihan hari raya Idul Adha. Nah 80 persen kebutuhan dipenuhi dari luar provinsi (Jawa Barat),” tambahnya.
Sementara kebijakan lockdown berjalan, ia katakan, pemantauan langsung akan dilakukan oleh pengawas atau Pejabat Otoritas Veteriner Pemda, sekaligus juga memberikan vitamin serta obat untuk hewan ternak.
Kini pemerintah memaksimalkan pengobatan terhadap ratusan hewan yang telah tertular sembari menunggu vaksin khusus dari pemerintah pusat.
Adapun total hewan yang tertular 662 ekor hewan ternak jenis sapi potong, sapi perah, domba dan kambing. Dari jumlah itu sekira 200 ekor sudah dinyatakan sembuh. Sisanya ada yang mati, dipotong paksa dan dalam masa pengobatan.