RADARBANDUNG.id– Jurnalis dan Islamic Travel Writer Uttiek M. Panji Astuti kembali meluncurkan buku yang berjudul Journey to The Light. Buku ini meruapakan buku keenam dari Uttiek.
Ia mengatakan, Journey to The Light berisi perjalanannya menyusuri tiga benua, Eropa, Afrika dan Asia. Menuliskan 10 madrasah luar biasa di masa kejayaan Islam yang beberapa di antaranya masih berdiri kokoh hingga hari ini.
“Seluruh royalti royalti dari penjualan buku ini diwaqafkan untuk mahasiswa Indonesia yang tengah studi di Universitas Al Azhar, Mesir, melalui Lazismu Mesir. Buku ini juga sekaligus wakaf literasi ketiga saya,” katanya.
Ia bercerita dalam menyusuri jejak peradaban Islam, ia begitu menikmati persinggahan ke madrasah. Institusi pendidikan yang menjadi bukti lekatnya Islam dengan ilmu pengetahuan. Pada masa itu, madrasah bukan sekadar institusi pendidikan dasar, seperti yang dikenal hari ini, namun sampai ke jenjang perguruan tinggi yang menawarkan gelar kesarjanaan.
“Saya terpekur takzim di depan Jami’ah Al Qarawiyyin atau Universitas Al Qarawiyyin, Fez, Maroko. Bukan karena intitusi pendidikan Islam itu tercatat sebagai universitas tertua di dunia, yang didirikan satu abad sebelum Universitas Al Azhar, Kairo dan tiga abad sebelum Universitas Oxford di Inggris,” katanya.
Lebih dari itu, universitas ini didirikan oleh seorang Muslimah bernama Fatimah Al Fikhri, di tahun 859 M, jauh sebelum Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis! “Saya mentasbihkan rasa hormat melihat menara-menara Masjid Al Azhar, Kairo, yang menjulang. Menyusuri selasarnya membuat hati saya bergetar,” ucapnya.
Ia mengatakan, perjalanan menyusuri madrasah-madrasah pada masa kejayaan Islam di tiga benua ini bukanlah perjalanan biasa. Dari Madinah tempat berawal sejarah, ia meneruskan langkah ke Baitul Maqdis yang disesaki dengan banyak madrasah. Di tempat yang hari-hari ini dinista para zionis, dulunya adalah majelis-majelis ilmu yang tak terhitung banyaknya.
“Di Cordoba saya harus menyaksikan luka. Di Bukhara saya tertegun sebagaimana Gengis Khan yang tercengang menyaksikan Kalyan Minaret yang berdiri kokoh di depan Madrasah Mir-i-Arab,” katanya.
Seperti apa kondisi madrasah-madrasah itu saat ini? Mari saya temani menapaktilasi, memunguti hikmah yang berserak di sepanjang madrasah yang saya singgahi. (pra)